Page 29 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 29
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
yakni rakyat itu dulunya harus bersama-sama menjalani satu riwayat dan sekarang
12 13
harus mempunyai kemauan hidup menjadi satu. Dan juga, satu itikad, suatu keinsafan
rakyat bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu bangsa begitulah istilah yang mudah
disepakati. 14
Nasionalisme mengandung semangat kelompok manusia yang hendak
membangun suatu bangsa yang mandri, dilandasi satu jiwa dan kesetiakawanan yang
besar, mempunyai kehendak untuk bersatu dan terus menerus ditingkatkan untuk
bersatu, serta menciptakan keadilan dan kebersamaan yang dijiwai persatuan dan
kesatuan menuju terbentuknya bangsa yang berdaulat dan bermartabat, demikianlah
yang diungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama, Ir. Soekarno. Dalam
15
pidato-pidatonya, Seokarno senantiasa mengingatkan pentingnya arti kemerdekaan.
Karena dengan kemerdekaan bangsa Indonesia mempunyai kebebasan dan berhak untuk
mengatur perjalanan negaranya sendiri. Negara yang merdeka senantiasa mengakui
kebebasan individu maupun keleompok dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama
demi kelangsungan kehidupan negaranya. Kebebasan tersebut haruslah berorientasi
16
pada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri serta pengenalan realitas
bangsanya dimana berada. Sehingga konteks inilah yang akan membangun segenap
keadaan realitas manusia tertindas menuju manusia yang utuh.
Hasrat dari diri Soekarno mengarahkan sebuah pemahaman yang tepat tentang
nasionalisme yang sejati itu berdasar pada pengetahuan dan susunan ekonomi dunia.
Nasionalis yang sejati, yang nasionalismenya itu bukan semata-mata suatu copie atau
tiruan dari nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan
kemanusiaan. Soekarno terus berkembang menjadi seorang ideolog. Kepercayaannya
tentang kemuliaan, kepeloporan dan kepemimpinanya, mendorong Soekarno untuk
terus menerus meyebarkan pemikirannya sebagai perekat dan pemersatu bangsa
tanpa diskriminasi etnis, suku, bahasa, budaya dan agama. Tumbuhnya kesadaran
17
nasionalisme dan menyatukan keberagaman bangsa telah menjadi sejarah yang panjang.
Yang kemudian dikenang sebagai hari Kebangkitan Nasional Indonesia. 18
Nasionalisme Soekarno dapat dikatakan sebagai nasionalisme yang komplek
yaitu nasionalisme yang dapat beriringan dengan Islamisme yang pada hakekatnya non-
natie dan relatif bergerak secara leluasa di dataran marginalitas yang menyampingkan
pada intrik ras dan etnisitas. Nasionalisme telah memegang peranan penting dan
bersifat positif dalam menopang tumbuhnya persatuan dan kesatuan serta nilai-nilai
14 Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi Jilid I, (Jakarta: Di Bawah Bendera Revolusi), hal. 3.
15 Suhardi Alius, Resonansi Kebangsaan Membangkitkan Nasionalisme dan Keteladanan, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2019), hal. 7.
16 Paulo Freire, Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan Dan Pembebasan, terj. Agung Prihantoro,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hal. 9.
17 Zainal Abidin Amir dan Imam Anshori Saleh, Seokarno dan NU: Titik Temu Nasionalisme,
(Yogyakarta: LKIS 2013), hal. 16.
18 Kajian mendalam tentang Boedi Oetomo, lihat Akira nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme
Indonesia: Budi Utomo 1908-1918, (Jakarta: Grafiti Pers, 1989); Robert van Niel,
Munculnya Elit Modern Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1984); Pitut Soeharto dan A.
Zainoel Ihsan (Penyusun), Cahaya di Kegelapan, (Jakarta: Jayasakti, 1981), hal. 11-24.