Page 205 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 205
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
Dalam hal ini Islam menjadi sebagai kekuatan pendorong dan sebagai budaya
188 189
terarah yang menanamkan dalam diri manusia rasa tanggung jawab dan komitmen, serta
menyempurnakan manusia dalam kekuatan kemauan, pilihan, keyakinan, dan kesadaran
diri untuk membangun dirinya sesuai keinginannya. Semua masalah kepercayaan dan
ibadahnya dipertimbangkan untuk kepentingan spiritual, perkembangan moral dan juga
sebagai budaya yang mencakup seperangkat ilmu dan pengetahuan.
Islam menjadi semacam keyakinan yang mendalam tentang nilai dan evaluasi
terhadap realitas eksternal. Keyakinan adanya anomali terhadap suatu realitas dan
bagaimana hal itu harus diubah dan dibuat ideal. Islam adalah jenis persepsi yang
kita miliki tentang dunia, kehidupan, dan manusia. Dengannya kita memiliki persepsi
dan evaluasi tentang masalah dan yang kita kaitkan dan yang membentuk landasan
intelektual dan sosial. Kemudian dengan itu pula maka kita memberikan saran, solusi,
dan mendemonstrasikan contoh ideal.
Soekarno melihat Islam sebagai agama yang tidak hanya mengarah pada
dogmatisme dan stagnasi tetapi juga menyebabkan perkembangan intelektual dan amalan
praktis yang dinamis dan terarah, serta merupakan pembebasan yang esensial bagi
kehidupan umat manusia. Oleh karena itu , Islam tidak berusaha untuk mempertahankan
dan membenarkan status quo, tetapi untuk meruntuhkan fondasi sosial yang primitif dan
stagnan.
Soekarno meyakini bahwa Islam memiliki semua komponen yang diperlukan
untuk ideologi yang progresif dan modern. Ideologi ini bukanlah sistem epistemologi
yang dogmatis dan tertutup, melainkan terbuka dan fleksibel. Jika ada tirani dalam suatu
masyarakat, ideologi ini anti-otoriter, dan jika kolonialisme menang, itu anti-kolonial,
dan jika ketidakadilan merajalela, ideologi ini akan memainkan peran mencari keadilan.
Dalam hal ini, dengan interpretasi baru terhadap konsep dan tradisi keagamaan,
Soekarno mencoba menghadirkan citra Islam yang modern dan menarik berdasarkan
kebutuhan generasi progressif dan revolusioner saat itu dengan merekonstruksi secara
ekstensif wacana pemikiran dan keagamaan kala itu. ‘Berdikari: Berdiri di Atas Kaki
Sendiri’ adalah slogan utama lainnya Soekarno untuk generasi yang muak dengan
tirani, mencela liberalisme karena kebijakan imperialis dan kolonial pemerintah Barat
dan vulgaritas moral masyarakat tersebut, dan mencela kapitalisme karena sifatnya
yang materialistis dan anti-agama. Pada saat yang sama, ia tidak terikat pada agama
konservatif yang ada. Pemikiran Soekarno adalah berdiri di atas kaki sendiri, percaya
pada diri sendiri, berarti bertolak kokoh pada Islam yang revolusioner dan membebaskan.
‘Sebagai fadjar sehabis malam jang gelap gulita, sebagai penutup abad-abad
kegelapan, maka di dalam abad kesembilan betas berkilau-kilauanlah di dalam dunia
ke-Islam-an, jang namanja tak akan hilang tertulis dalam buku riwajat Muslim,
Sheikh Muhammad Abduh, dan Sayid Djamaluddin El Afghani, jang pertama-tama
membangunkan rasa perlawanan di hati sanubari rakjat-rakjat Muslim terhadap bahaja
imperialisme Barat.’ 15
15 Soekarno. 1964. Di Bawah Bendera Revolusi.Panitya, Jakarta.hal 8.