Page 101 - Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
P. 101
Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta
2. Biografi dan Epistemologi Gagagsan Pendidikan Bung Karno
84 85
Bung Karno lahir tanggal 6 Juni 1901 dan meninggal tanggal 21 Juni 1970.
Periode pendidikannya dimulai dari keluarga. Bung Karno memperoleh pendidikan
pertamanya (informal) dari Ibu, Ayah, dan Sarinah (ibu asuhnya). Dari ibu dan ayahnya
Bung Karno diperkenalkan pendidikan budi pekerti, sejarah, dan kesadaran pentingnya
cinta pada tanah air (Adams, 2011). Sementara itu, dari Sarinah (ibu asuhnya) Bung
Karno diberikan pesan kerakyatan dan ditanamkan pentingnya menyayangi rakyat
jelata. Sarinah mengatakan (Rahim, 1978):
“Karno, yang terutama harus engkau cintai adalah ibumu, akan tetapi engkau
jangan lupa harus pula mencintai rakyat jelata, engkau harus mencintai umat manusia
pada umumnya”.
Periode pendidikan formal Bung Karno dilalui dari tingkat Sekolah Dasar atau
Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1907 di Tulung Agung. Pada tahun 1908, Bung Karno
masuk Sekolah Dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS), kemudian tahun 1913
melanjutkan ke Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto dan diselesaikan pada
tahun 1916. Pada tahun 1916-1921 Bung Karno melanjutkan studinya ke Hoogere
Burgerschool (HBS) di Surabaya. Selanjutnya, sejak Juni 1921-Mei 1928, Bung Karno
meneruskan studinya di Technische Hoogeschool (THS) Bandung dan memperoleh
gelar Insinyur Teknik. Dalam masa-masa studinya di Bandung, Bung Karno juga aktif
dalam pergerakan nasional dan mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927
sebagai wadah perjuangan bangsa (Djaya, 1983; Dahm, 1987; Kasenda, 2010; Adams,
2011).
Dalam konteks pendidikan non formal, Bung Karno ditempa oleh setting sosial
masyarakat Indonesia, terhitung sejak 1916-1965. Juga oleh situasi dunia, khususnya
bangsa-bangsa Asia, Afrika, dan Amerika Selatan yang berada dalam jerat kolonialis
dan imperialis. Kondisi ini, mengarahkan Bung Karno untuk berdialog dan berdialektika
dengan para tokoh besar, pejuang, politisi, dan pemikir pembebasan, baik secara langsung
maupun melalui buku-buku. Di antara tokoh-tokoh yang mempengaruhi gagasan
pendidikan Bung Karno, yaitu: H.O.S. Tjokroaminoto, Hadratus Syekh KH. Hasyim
Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, Ki Hajar Dewantara, Tan Malaka, Karl Marx, Mahatma
Gandhi, Gamal Abdel Nasser, dan Sun Yat-sen (Soekarno, 1945; 1959; Adams, 2011;
Setiyono dan Triyana, 2014; Prasetya, 2017, 2019). Dari sinilah terbentuk epistemologi
gagasan pendidikan Bung Karno yang kritis.