Page 393 - Science and Technology For Society 5.0
P. 393
356 ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~
pengambilan keputusan. Saat memulai konversi lahan banyak hal yang perlu
dipersiapkan antara lain tenaga kerja dan berbagai input produksi.
Usaha tani padi sawah membutuhkan lebih banyak perlakuan
dibandingkan usaha tani kelapa sawit, usaha tani padi sawah membutuhkan
pengelolaan mulai dari pembenihan, penanaman, perawatan (pemberian
pupuk dan pestisida) hingga pemanenan dilakukan setiap musim tanam
yakni 3 (tiga) kali dalam setahun. Sedangkan usaha tani kelapa sawit untuk
penanaman dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 25 tahun (masa produksi
kelapa sawit) dan pemanenan dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam satu bulan
saat tanaman kelapa sawit sudah mulai berproduksi, saat tanaman
menginjak tahun ke lima. Sementara itu, perawatan, pemupukan, dan
penyemprotan herbisida dilakukan 3 bulan sekali bahkan beberapa petani
melakukan pemupukan dan pembersihan rumput selama 1 (satu) kali dalam
enam bulan tergantung kondisi lahan.
Usaha tani padi juga membutuhkan banyak tenaga kerja terutama saat
penanaman. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, saat
musim tanam para petani sering merasa kesulitan mencari pekerja untuk
menanam padi, karena tanam serentak. Bahkan, para petani menyebutkan
sampai menghubungi rekan tani lain di desa tetangga untuk membantu
proses tanam benih padi. Tahapan-tahapan pengelolaan usaha tani padi
sawah yang lebih banyak dan dianggap lebih pelik dibandingkan dengan
usaha tani kelapa sawit ini membuat petani yang berumur lebih enggan
mengalihfungsikan lahannya.
d. Pengalaman Bertani (X4)
Pada penelitian ini variabel pengalaman bertani tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel Y (konversi lahan), hal ini dapat dilihat pada nilai W
< nilai Z yakni 1,051 < 1,96 dan nilai peluang (p_value) sebesar 0,239 > 0,05
(nilai signifikan). Pengalaman usaha tani pada penelitian ini tidak
berpengaruh secara signifikan. Petani yang melakukan konversi lahan
memiliki pengalaman bertani yang bervariasi mulai dari tujuh tahun hingga
35 tahun. Para petani tidak memiliki kekhawatiran (terhadap pengalaman
bertani) untuk beralih profesi ke usaha tani padi sawah. Masyarakat petani
menganggap dan memperoleh informasi yang baik dari para penyuluh
pertanian. Masyarakat siap dalam mengelola padi sawah, meskipun
sebelumnya telah lama sebagai petani kelapa sawit. Selain itu, informasi
yang diperoleh di lapangan, para petani padi sawah aktif dalam kegiatan