Page 395 - Science and Technology For Society 5.0
P. 395

358  ~ Seminar Internasional FST UT 2021 ~


          sawah. Jenis lahan berkaitan erat dengan produktivitas, pendapatan dan
          juga sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan (kerusakan lahan
          gambut).

          g.  Kebijakan pemerintah (X7)
             Pada penelitian ini variabel kebijakan pemerintah yakni program cetak
          sawah berpengaruh nyata terhadap variabel Y (konversi lahan), hal ini dapat
          dilihat pada nilai W > nilai Z yakni 4,774 > 1,96 dan nilai peluang (p_value)
          sebesar 0,000 < 0,05 (nilai signifikan). Nilai estimate pada variabel kebijakan
          pemerintah  sebesar  0,995  yang  mengindikasikan  semakin  digiatkan
          kebijakan pemerintah yakni program cetak sawah sebesar 1 satuan maka
          akan  meningkatkan  konversi  lahan  sebesar  0.995  satuan.  Semakin
          digiatkannya  program  cetak  lahan  maka  akan  meningkatkan  potensi
          konversi lahan di Kabupaten Mukomuko.
             Kebijakan  pemerintah  terkait  cetak  sawah  tentunya  berpengaruh
          secara signifikan terhadap alih fungsi ke lahan padi sawah. Program cetak
          sawah  ini  dianggap  menguntungkan  sebagian  besar  petani  karena
          memotong  biaya  cetak  lahan  menjadi  sawah  yang  mencapai
          Rp.16.000.000,- jika dilakukan secara mandiri. Namun dari pengamatan dan
          wawancara di lapangan sebagian kecil petani merasa dirugikan terutama
          petani dengan jenis lahan gambut yang telah di cetak menjadi lahan sawah.
          Dampak  dari  kebijakan  tersebut  produktivitasnya  tidak  sesuai  target
          sehingga berpengaruh terhadap penerimaan. Biaya yang dikeluarkan dalam
          pengelolaan usaha tani padi sawah jauh lebih besar sehingga petani merugi.
          Oleh karena itu, perlu ada hal-hal yang perlu dikaji ulang terkait kebijakan
          cetak  sawah  di  Kabupaten  Mukomuko  khususnya  di  Kecamatan  Lubuk
          Pinang,  Kecamatan  V  Koto,  Kecamatan  XIV  Koto  dan  Kecamatan  Air
          Manjunto. Kajian yang perlu identifikasi lagi yakni terkait kajian teknis, bio
          fisik,  kajian  biofisik,  infrastruktur,  pengembangan  jaringan  irigasi  serta
          dampak sosial ekonominya bagi petani dan masyarakat sekitar.
             Dari uji simultan didapatkan kesesuaian model yang bermakna, yaitu
          minimal  ada  salah  satu  dari  7  variabel  bebas  yang  secara  signifikan
          berpengaruh  terhadap  konversi  lahan.  Setelah  dilakukan  uji  parsial
          diketahui dari ke tujuh variabel bebas, ada 3 variabel yakni umur petani,
          jenis  lahan  dan  kebijakan  cetak  sawah  secara  signifikan  berpengaruh
          terhadap konversi lahan. Maka dari data tersebut dapat dinyatakan untuk
          pengembangan  kebijakan  konversi  lahan  selanjutnya,  pengembang
   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400