Page 394 - Science and Technology For Society 5.0
P. 394
~ Science and Technology for Society 5.0 ~ 357
kelompok tani sehingga saling menstimulasi dan memberikan informasi
berkaitan dengan usaha tani yang digiatkan.
e. Jumlah Tanggungan Keluarga (X5)
Jumlah tanggungan keluarga akan memotivasi petani untuk
meningkatkan kesejahteraan guna kecukupan pangan anggota keluarganya.
Pada observasi yang dilakukan ini variabel jumlah tanggungan keluarga
ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y (konversi lahan), hal
ini dapat dilihat pada nilai W < nilai Z yakni -0,381 < 1,96 dan nilai peluang
(p_value) sebesar 0,703 > 0,05. Jumlah tanggungan keluarga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan alih fungsi ke lahan padi
sawah. Hal tersebut diakibatkan sebagian masyarakat petani memiliki
pekerjaan sampingan seperti usaha kelontongan, pekerja swasta, serta
kepemilikan lahan dibeberapa lokasi lain. Sehingga petani tidak ada
kekhawatiran terhadap kecukupan keluarganya sehingga tidak berpengaruh
terhadap keputusan konversi lahan.
f. Jenis Lahan (X6)
Pada penelitian ini variabel jenis lahan berpengaruh nyata terhadap
variabel Y (konversi lahan), hal ini dapat dilihat pada nilai W > nilai Z yakni
8.032 > 1,96 dan nilai peluang (p_value) sebesar 0.000 < 0,05 (nilai
signifikan). Nilai estimate pada variabel jenis lahan sebesar 2,966 yang
mengindikasikan semakin meningkat kualitas jenis lahan 1 satuan maka
akan meningkatkan konversi lahan sebesar 2,966 satuan. Jika jenis lahan di
sekitar irigasi Air Manjunto berjenis lahan mineral maka akan meningkatkan
potensi alih fungsi lahan.
Diketahui jenis lahan pada daerah penelitian terbagi atas dua yakni
lahan mineral dan gambut. Lahan mineral cocok untuk usaha tani padi
sawah sedangkan lahan gambut tidak cocok untuk padi sawah, terbukti
beberapa petani lahan gambut yang telah dicetak sawahnya merugi.
Sehingga beberapa petani tersebut mengalihfungsikan kembali lahannya ke
tanaman kelapa sawit. Hanya tanaman tertentu yang ada di lahan gambut,
seperti sagu dan talas. Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut Dan
Mangrove mengatakan, tanaman pangan paling mungkin dan bisa cepat di
lahan gambut adalah hortikultura, seperti talas, sagu, lidah buaya, dan
nenas (Arumingtyas, 2020). Hal inilah yang menjadi pertimbangan bahwa
jenis lahan sangat mempengaruhi keputusan konversi lahan ke lahan padi