Page 35 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 35
19
Unggulpadatanggal20Pebruari2014diDenpasar,
menyatakanbahwa
ya
kearifanlokal
nilaibudayasetempatbanyakyangbisamenjadiinspirasidanprinsipdalambirokr
asi
pemerintahan.
Reformasibirokrasiyangdiarahkanuntukmenciptakanbirokrasiyang
n
e
a
d
o
n
m
t
p
n
i
n
a
y
,
e
m
y
a
l
g
k
a
mencakupduahalyaitureformasistrukturdanreformasibudaya.Olehkarenaitu,
nilai budaya dapat menjadi dasarkepentingan politik bersama sehingga
mampu mendongkrak budaya dalam birokrasi. Penerapan kerifan lokal
dalam reformasi birokrasi khususnya dalampelayanan publik seharusnya
dapat e Bagian I: Politik, Kebijakan Publik danKetimpangan Digital bersih,
dilakukan
secaraoptimaldibeberapadaerahsepertiBali,JawaTimur,SumateraBarat,Sulaw
esi Selatan, dan lain‐lain yang memiliki budaya dan kearifan lokalyang masih
terjaga.
Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang bangun dengan pendekatan kualitaif kritis yaitu
penelitian yang sasarannya tidak saja menggali makna etik tetapi juga
menciptakan makna etik. Penelitian ini menyoroti berbagai masalah yang
terkait dengan perilaku, interaksi dan peranan pejabat negara dengan
masyarakat dalam melakukan pelayanan publik. Dengan Lokasi Penelitian di
Pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar,
Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar. Untuk mendapatkan data yang
diperlukan, subyek penelitian adalah pelaku pelayanan punlik di
pemerintahan, prajuru Desa Pakraman, dan masyarakat sebagai pengguna
pelayan publik. Adapun teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) wawancara mendalam,
informan dipilih secara purposive (2) kuisener terbuka terhadap masyarakat
pengguna pelayanan publik, (3) Observasi terhadap perilaku pemerintah
dalam melakukan pelayanan publik, (4) Studi dokumentasi. Sebelum
dilakukan wawancara maka terlebih dahulu disiapkan pedoman wawancara
(interview guide). Selanjutnya data dianalisis memakai teknik analisis data
secara kualitatif diserti dengan pola berfikir dekonstruktif semiotika.
PEMBAHASAN