Page 211 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 211

195
                                                                    Bagian III : Etika dan Hukum

                                   contoh  tatkala  kita  melihat  interaksi  antara  bawahan  dan  atasan,  maka
                                   tanpa  harus  mengenal  atau  bertanya  kita  sudah  bisa  melihat  bagaimana
                                   gaya bahasa yang digunakan, misalnya ajakan “yuk kita makan” ….itu adalah
                                   Bahasa dan gaya bahasa untuk interaksi horizontal atau dari atas ke bawah.
                                   Tidak  demikian  bila  kita  mengajak  atasan  makan,  maka  kalimat  yang
                                   digunakan berbeda “Bu/Pak mari kita makan” …..bahasa atau gaya bahasa
                                   yang digunakan sudah menunjukkan hirarki sosial dalam kehidupan.

                                   Kesimpulan
                                      Pola komunikasi bermedia memang tidak bisa disamakan dengan tatap
                                   muka, sifatnya non‐personal walaupun antara dua orang, karena ada media
                                   yang  digunakan  atau  memisahkan,  sehingga  tanda‐tanda  social  atau  yang
                                   disebut konteks tidak penuh menyertainya. Olah kata atau tutur kata yang
                                   dituangkan  dalam  pesan  bermedia  harus  dibuat  agar  dimaknai  sama oleh
                                   penerimanya,  dan  hal  ini  memerlukan  suatu  daya  imajinasi  yang  cukup
                                   tinggi.  Kata‐kata  yang  tertuang  dalam  instruksional  harus  mengandung
                                   usnur  yang  sifatnya  social  script,  artinya  kata‐kata  yang  digunakan  harus
                                   memiliki  makna  yang  sama  bagi  semua  pihak,  social  script  istilah  yang
                                   digunakan  oleh  Broom  (2005)  untuk  membedakan  makna  konotatif  dan
                                   denotative dalam dunia pembelajaran. Dalam etika pembelajaran kita dapat
                                   melihat  dari  dua  perspektif  yaitu  situasional  dan  dialog,  kedua  perepektif
                                   yang   diungkapan   oleh   Berkman   dan   Shumway   (2003)   harus
                                   diimplementasikan,  karena  pertama  etik  yang  sifatnya  situasional  adalah
                                   proses  pembelajaran  yang  melihat  situasi  sebagai  dasar  berinteraksi,
                                   sedangkan  dialog  adalah  bentuk  komunikasi  yang  tidak  hanya  instruksi
                                   tetapi mengajak lawan bicara dalam hal ini peserta didik sebagai mitra. Hal
                                   ini diperkuat dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan semua orang
                                   dapat mengakses informasi apapun.
                                      Oleh  karenanya  dalam  proses  belajar  mengajar  kita  harus  tetap
                                   memberikan  rasa  hormat  terhadap  lawan  bicara  kita  siapapun  dia,
                                   menempatkan diri sebagaimana mestinya dan selalu berimajinasi mengenai
                                   kondisi  atau  situasi  pembelajaran  yang  ada  disebrang  sana.  Artinya  kita
                                   tidak  bisa  menyamakan  orang  lain  dengan  diri  kita,  yang  harus  dilakukan
                                   adalah  membuat  proses  pembelajaran  se‐natural  mungkin  dan  sama  bagi
                                   semua.  Hal‐hal  yang  sifatnya  relatif  harus  dihindarkan,  karena  relatif
                                   memiliki  makna  yang  sangat  tergantung  dari  situasi  dan  kondisi. Etika
                                   komunikasi  selalu  didasarkan  pada  pengetahuan,  aturan  dan  norma yang
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216