Page 207 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 207
191
Bagian III : Etika dan Hukum
Dari keenam komponen tadi apabila diterapkan sesuai dengan kaidah
pembelajaran dan komunikasi maka akan menghasilkan proses
pembelajaran. Bagaimana penerapannya pada komunikasi pembelajaran
jarak jauh? Moore dan Kearsley (2012) menyatakan bahwa proses
transformasi pengetahuan atau informasi dari komunikator ke peseta didik
disebut presentasi, dalam komunikasi jarakn jauh hal ini dikatakan interaksi
yang dilakukan melalui media, proses sama hanya saja media yang
digunakan berbeda.
Pembelajaran jarak jauh, sebagaimana kita ketahui pada prinsipnya
adalah proses pembelajaran dengan menggunakan media sebagai
penyampai pesannya, sehingga pasti terjadi jarak antara guru, dosen,
fasilitator atau tutor dengan para peserta didiknya, oleh karenanya interaksi
yang dilakukan sifatnya komunikasi bermedia atau intermediated
communication. Komunikasi tatap muka dengan komunikasi bermedia
sangat berbeda, hal ini dikarenakan tidak hadirnya secara utuh tanda‐tanda
non‐verbal, sebagaimana yang diungkapkan oleh Rice (1984) bahwa
komunikasi bermedia tidak bisa sepenuhnya menyertakan emosi atau
hubungan personal dsalam interaksinya, dan ini yang disebut dengan
komunikasi hyper‐personal.
Hyper‐Personal Communication
Komunikasi hyper‐personal adalah bagian dari komunikasi interpersonal
yang dilakukan secara virtual, artinya melalui dunia maya dan komunikator
atau sumber mempunyai kebebasan untuk menghasilkan, memperbaiki
pesan yang ingin disampaikan. Oleh Usita (2010) dikatakan sebagai
karakteristik komunikasi online yang bisa tidak jelas siapa, tidak langsung
interaksinya. Karena ketidakjelasan yang sering terjadi, dan munculnya rasa
saling tidak mengenal membuat komunikasi yang terjadi sifatnya tidak
personal. Dengan rasa tidak mengenal itulah maka nilai‐nilai atau norma
budaya tidak selalu menyertai dalam proses interaksi. Dalam proses
pembelajaran biasanya komunikasi terjadi secara top‐down atau dari atas ke
bawah, dari guru ke murid, dari tutor ke peserta didik, sifat peserta hanya
menerima, ini yang disebut dengan karakter dasar hubungan murid dan
guru (Paulo Freire, 1972). Ada juga metode yang sifatnya horizontal, dimana
interaksi guru dan murid sifatnya lebih sejajar, hal ini bisa ditandai dengan
adanya diskusi dan tukar pendapat antara guru dan siswa, situasi interaksi
tidak didominasi oleh guru atau tutor. Apapun metode yang digunakan