Page 245 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 245

Teknologi  RO  ini  merupakan  teknologi  yang  lebih  baru
               dibandingkan desalinasi air laut. Desalinasi yang menggunakan sistem
               RO lebih kompleks jika dibandingkan sistem RO untuk memurnikan air
               tawar. Dalam proses desalinasi, setelah tahap pre-treatment maka air
               laut disalurkan ke membran RO yang bertekanan 55 dan 85 bar. Air
               yang  ke  luar  berupa  air tawar dan air berkadar garam tinggi (brine
               water),  untuk  selanjutnya  air  tawar  dialirkan  ke  tahapan  post
               treatment  untuk  diolah  sesuai  standar  yang  diinginkan.  Desalinasi
               dengan teknologi RO ini dianggap yang paling rendah konsumsi daya
               listriknya  diantara  sistem  desalinasi  lainnya  (TSM,  2012).  Amerika,
               Jepang, Israel, Singapura, dan Sanyol merupakan negara-negara yang
               telah  memanfaatkan  teknologi  ini  untuk  memproduksi  air  bersih
               (Engineer Weekly, 2016).
                   Selain dengan kecanggihan teknologi, upaya preventif juga harus
               terus  digalakkan  agar  permasalahan  air  ini  tidak  berkelanjutan.
               Mengingat  banyaknya  sungai  di  area  perkotaan  Indonesia  yang
               dijadikan sumber air minum, maka kualitas air sungai perlu dikelola
               dengan  baik.  Upaya  ini  dapat  ditempuh  dengan  cara  peningkatan
               sosialisasi agar masyarakat dan industri tidak membuang limbah cair
               maupun  sampah  ke  air  permukaan  sehingga  tidak  memperburuk
               kondisi pencemaran air. Peningkatan sosialisasi ini dimaksudkan agar
               dapat  meningkatkan  kepedulian  masyarakat  dalam  memperbaiki
               sektor air dan lingkungan khususnya di perkotaan besar di Indonesia,
               terlebih  jika  dapat  menyasar  komunitas  ahli.  Sebuah  penelitian
               menemukan bahwa kepedulian komunitas ahli seperti ahli ekonomi,
               ahli lingkungan, engineer sungai, dan ahli perencanaan wilayah kota
               terhadap kualitas air sungai lebih tinggi dibandingkan aspek lainnya
               (Komariah & Matsumoto, 2016; Mahyudin, Soemarno, & Prayogo,
               2015). Penggunaan air secara efisien juga menjadi faktor penting lain
               untuk mengatasi permasalahan air ini (Parikesit, 2017). Selain itu hal
               penting lain yang tidak dapat diabaikan dalam peningkatan kualitas air
               adalah  adanya  kebijakan  pengendalian  pencemaran  dari  penegak
               hukum yang disertai pembinaan dan pengawasan terhadap air sungai
               (Mahyudin,  Soemarno,  &  Prayogo,  2015;  Rosiana,  Handayani,  &
               Qomariah, 2016).


                               Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City    229
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250