Page 229 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 229
sumber air teridentifikasi sebagai faktor penyebab kesulitan akses air
bersih tersebut (Rochmi, 2016).
Rendahnya ketersediaan air bersih memberikan dampak buruk
pada semua sektor, termasuk kesehatan. Disebutkan bahwa tanpa
akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal
tiap hari oleh penyakit. Penyakit kolera, kurap, kudis, diare/disentri,
atau thypus adalah sebagian kecil dari penyakit yang mungkin timbul
jika air kotor tetap dikonsumsi (Untung, 2008). Bahkan ditemukan
bahwa sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum
yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat
diare di seluruh dunia (Unicef Indonesia, 2012). Di Indonesia, insiden
penyakit diare dilaporkan mengalami peningkatan dari 301/1000
penduduk pada tahun 2000 naik menjadi 411/1000 penduduk pada
tahun 2010. Bahkan Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih sering
terjadi, dengan case fatality rate (CFR) yang masih tinggi (Depkes RI,
2011). Risiko kematian ini dapat dicegah melalui penurunan faktor
lingkungan yang beresiko, yaitu dengan penyediaan air bersih,
sanitasi, dan kebersihan (Chola, Michalow, Tugendhaft, & Hofman,
2015) seperti yang dicanangkan oleh UNICEF dan WHO. Tujuannya
adalah untuk menghambat transmisi kuman patogen penyebab diare
dari lingkungan ke tubuh manusia.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan arti pentingnya
ketersediaan air bersih bagi kehidupan. Tulisan ini akan mengkaji
tentang pentingnya ketersediaan air bersih untuk kesehatan,
khususnya untuk kasus pencegahan diare pada anak. Jika suatu kota
dapat mencapai 100% akses air bersih, tidak hanya keberhasilan
dalam menciptakan lingkungan cerdas melalui infrastruktur perairan,
namun juga keberhasilan dalam meningkatkan kualitas kehidupan
melalui penurunan kejadian penyakit diare pada anak. Bahkan
tercapaianya akses air minum yang sehat juga menjadi salah satu
indikator bahwa kota tersebut adalah kota layak anak (Widiyanto &
Rijanta, 2012).
Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City 213