Page 224 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 224
Kedudukan water resilience di dalam jalan menuju Water Smart
City terletak pada Water Sensitive City (langkah ke enam dalam Water
Smart City). Langkah-langkah untuk menuju Water Smart City dalam
menunjang Smart City ada 6 (enam) langkah, yaitu: (1) terpenuhi
suplai air perkotaan yang meliputi PDAM, air tanah, dan sungai; (2)
pengolahan limbah perkotaan (grey water), yang meliputi:
pengelolaan limbah domestik dan non domestik; (3) pengelolaan
drainase perkotaan yang terdiri dari: pengelolaan saluran pengendali
banjir; (4) pengelolaan saluran alami perkotaan (sungai, parit, alur
sungai); (5) recycle water, yang meliputi limbah perkotaan yang terdiri
dari limbah domestik dan industri; dan (6) Sensitive Water City yang
meliputi water resilience yang berguna untuk keberlanjutan inter
generasi.
Upaya peningkatan water resilience untuk menunjang Smart City
dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu: (a) restorasi kapasitas
saluran drainase alami perkotaan, yang terdiri dari: retention pound
atau kolam konservasi, detention pound (kolam konservasi yang
dibuat di bantaran sungai) untuk wilayah kota di hilir DAS, sedangkan
untuk wilayah hulu dengan dam parit (channel conservation),
panampungan air hujan (PAH) melalui tampungan atap, sumur
resapan, biopori, menjaga kualitas air, dan pengelolaan air yang
adaptif; serta (b) memutus siklus air perkotaan, yaitu dengan jalan:
optimalisasi pemanfaatan air PDAM, reduse water use, reuse water,
dan treatment water (recycling water).
208 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City