Page 223 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 223
kota Metropolitan), dan 120-150 lt/orang/hari (untuk kota
besar), dan untuk kota kecil 90-120 lt/orang/hari (Kimpraswil,
2003) dikurangi menjadi 80% dari standar pemakaiannya.
Demikian juga untuk penggunaan air di hotel dan fasilitas
sosial lainnya.
c. Reuse Water
Pemanfaatan air kembali dari limbah domestik (grey water).
Metode yang digunakan adalah sistem komunal, limbah
rumah tangga dari beberapa rumah ditampung dalam satu
bak penampung dengan sistem perpipaan menggunakan
tenaga grafitasi. Limbah domestik tersebut dapat digunakan
kembali tanpa diolah (treatment) terlebih dahulu, sebagai
contoh, grey water digunakan untuk menyirami tanaman,
karena grey water kandungan unsur kimianya (unsur Cl) tinggi,
sehingga bagus untuk kesuburan tanaman.
c. Water treatment
Water treatment (water recycling) adalah pemanfaatan
kembali air limbah industri menjadi bahan baku penunjang
proses industri, yaitu air limbah beberapa industri yang
berada dalam kawasan industri ditampung dalam satu kolam
(IPAL) (komunal), kemudian limbah tersebut diolah, bisa
dengan kimiawi maupun biologi. Setelah melalui proses
pengolahan di IPAL, hasilnya dijadikan air baku dalam
penunjang proses industri, seperti untuk mencuci peralatan
industri, dan lain sebagainya, tetapi bukan sebagai air baku
industri.
PENUTUP
Terjadi perubahan paradigma dalam perencanaan kota kaitannya
dengan sumber daya air, yaitu: kota diasumsikan sebagai daerah
tangkapan air hujan, dimana air hujan ditahan selama mungkin agar
masuk ke dalam tanah untuk mensuplai air tanah, dan baru dilepaskan
secara perlahan ke saluran pembuang. Paradigma ini disebut water
smart city.
Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City 207