Page 228 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 228
masyarakat. Data WHO 2015 menemukan bahwa 663 juta penduduk
masih kesulitan dalam mengakses air bersih (Rochmi, 2016). Berkaitan
dengan krisis air ini, diramalkan pada tahun 2025 nanti hampir dua
pertiga penduduk dunia akan tinggal di daerah-daerah yang
mengalami kekurangan air (Unesco, 2017). Ramalan itu dilansir World
Water Assesment Programme (WWAP), bentukan United Nation
Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco). Terkait
Indonesia, pada tahun 2012 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) mencatat Indonesia menduduki peringkat terburuk dalam
pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia
Tenggara (Rochmi, 2016). Bahkan Direktur Pemukiman dan
Perumahan Kementerian PPN (Bappenas) memperkirakan bahwa
Indonesia juga akan mengalami krisis air. Hal ini karena melihat
ketersediaan air bersih melalui jumlah sungai yang mengalirkan air
bersih terbatas, sedangkan cadangan air tanah (green water) di
Indonesia hanya tersisa di dua tempat yakni Papua dan Kalimantan.
Indonesia juga diprediksi bahwa akan ada 321 juta penduduk yang
kesulitan mendapatkan air bersih. Sebab permintaan air bersih naik
sebesar 1,33 kali, berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang
kekurangan air (Rochmi, 2016).
Di sisi lain, kabar baik datang dari laporan Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2016. BPS mencatat bahwa saat ini Indonesia telah
mengalami peningkatan yang cukup signifikan terkait persentase
rumah tangga dengan sumber air minum bersih yang layak, yaitu dari
41,39% pada tahun 2012 menjadi 72,55% pada tahun 2015 (Badan
Pusat Statistik, 2016). Namun jika dibandingkan dengan tujuan
Sustainable Development Goals (SDGs), capain tersebut masih belum
mencapai target. Per 2030 dalam milestone SDGs, setiap negara
diharapkan telah mampu mewujudkan 100% akses air minum layak
untuk penduduknya. Indonesia meletakkan target pencapaiannya
lebih awal yaitu akhir tahun 2019 sebagaimana amanat Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2016 (Portal
Sanitasi Indonesia, 2015). Walaupun capaian belum 100%, ini
merupakan capaian yang cukup baik mengingat permasalahan sanitasi
dan air dikategorikan sebagai sektor yang sulit untuk mencapai target.
Faktor ekonomi, faktor wilayah geografis, dan faktor ketersediaan
212 Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City