Page 120 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 120

(Nababan et al., 2010) dan kawasan hutan mangrove seluas 396,4 ha
        yang  masuk  dalam  pengelolaan  TNKJ  di  zona  rimba/perlindungan.
        Tercatat  25  jenis mangrove sejati tumbuh di TNKJ (BTNKJ, 2012b).
        Ekosistem mangrove di Pulau Kemujan dan Karimunjawa sangat unik,
        karena ketiadaan sumber pasokan air tawar yang besar. Pulau ini tidak
        memiliki  sungai  besar  atau  yang  agak  besar,  sehingga  ekosistem
        mangrove yang ada bergantung kepada aliran parit-parit atau saluran,
        yang umumnya pendek dan terutama mengalirkan air di musim hujan.
        Wilayah  ini  diketahui  tidak  memiliki  cekungan air tanah (non-CAT),
        sehingga sumber daya air tawar di pulau ini sepenuhnya bergantung
        kepada aliran air permukaan (Winata et al., 2017).
            Hasil pengamatan pada dua jalur dan 16 plot di tracking mangrove
        di Pulau Kemujan, ditemukan 730 individu dengan 13 spesies pada
        tingkat  pohon,  yaitu  Aegiceras  corniculatum,  Avicennia  marina,
        Bruguiera  cylindrica,  B.  gymnorrhiza,  Ceripos  tagal,  Exoecaria
        agallocha, Lumnitzera littorea, L. racemosa, Rhizophora stylosa, R.
        apiculata, R. mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Soneratia alba.
        Pada  tingkat  pancang,  ditemukan  enam  spesies  yaitu:  Avicennia
        marina, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha,
        Rhizophora apiculata, R. mucronata. Pada tingkat semai ditemukan
        empat spesies, yaitu Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Rhizophora
        apiculata, R. mucronata. Pada tingkat semai, pancang, dan pohon,
        jumlah spesies terbanyak adalah Ceriops tagal (Winata et al., 2017).
        Keanekaragaman jenis mangrove tersebut dan permudaan alaminya
        menjadi modal keberlangsungan ekowisata bahari di TNKJ. Keindahan
        ekosistem mangrove di Pulau Kemujan disajikan pada Gambar 5.
            Regenerasi  (permudaan  alami)  vegetasi  mangrove  dilihat  dari
        perbandingannya  pada  tingkat  semai,  pancang,  dan pohon. Semai
        adalah permudaan mulai dari kecambah sampai anakan pohon hingga
        tinggi mendekati 1,5 m; pancang adalah anakan pohon dengan tinggi
        1,5 m sampai dengan pohon muda yang mempunyai diameter setinggi
        dada  (DBH)  kurang  dari  10  cm;  pohon  adalah  mangrove  yang
        mempunyai  DBH  10  cm atau lebih. Kerapatan permudaan alami di
        tracking mangrove Pulau Kemujan, berturut-turut adalah 69.843,75
        individu  dan  3.975  individu  per  hektar  untuk  tingkat  semai  dan
        pancang. Kerapatan tersebut adalah mencukupi, bahkan berlebihan,


     104  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125