Page 117 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 117
menciptakan keindahan terumbu karang yang menjadi daya tarik para
wisatawan.
Hasil analisis persentase tutupan karang keras, karang lunak,
komponen abiotik, dan lainnya disajikan pada Tabel 4. Rata-rata
tutupan karang keras di TNKJ pada tahun 2015 adalah 44,7% (Yuliana,
2016; Yuliana et al., 2017). Persentase tersebut termasuk dalam
kondisi sedang (Aldyza et al., 2015). Persentase tutupan karang
menunjukkan sebaran terumbu karang yang hidup di suatu area.
Tutupan karang dalam kondisi sedang artinya hamparan karang yang
menempati area TNKJ belum mencapai kondisi baik. Padahal, terumbu
karang adalah habitat bagi kehidupan ikan karang. Semakin baik
kondisi tutupan karang di suatu area, maka kelimpahan ikan karang
semakin tinggi. Untuk ukuran kawasan konservasi perairan,
diharapkan pada waktu mendatang persentase tutupan karang di
TNKJ meningkat ke kondisi baik (>50%), agar dapat meningkatkan
kelimpahan sumber daya ikan karang.
Tabel 4. Persentase Tutupan Karang Keras, Karang Lunak, Komponen
Abiotik, dan Lainnya
Stasiun Karang Karang Abiotik Lainnya Total
Zona
Pengamatan Keras (%) Lunak (%) (%) (%) (%)
Nirwana Tradisional 35,45 1,20 62,70 0,65 100
perikanan
Pulau Batu Tradisional 58,35 0,40 41,25 0 100
perikanan
Geleang Perlindungan 38,60 2,15 59,25 0 100
Taka Inti 65,65 0,50 33,85 0 100
Malang
Tanjung Inti 40,45 3,35 55,30 0,90 100
Bomang
Rata-rata 44,70 1,52 50,47 0,31 -
Sumber: Yuliana (2016)
Sumber daya ikan karang di TNKJ didominasi oleh jenis-jenis ikan
hias dari famili Pomacentridae yang dilarang untuk ditangkap. Jenis-
Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City 101