Page 236 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 236
biasaan belajar mandiri yang dilandasi dengan disiplin belajar yang tinggi
memungkinkan tumbuhnya masyarakat belajar (learning society), yaitu
masyarakat yang memiliki budaya belajar secara terus menerus (Achir,
1997).
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan telcnologi menuntut orang un-
tuk terus belajar. Baik karena tuntutan pekerjaan maupun untuk perluas-
an wawasan, orang mencari lembaga pendidikan yang memberikan ke-
sempatan kepada mereka untuk melanjutkan studi tanpa harus me-
ninggalkan tempat kerjanya. Lembaga pendidikan yang cocok untuk me-
reka adalah UT karena UT terbuka bagi siapa saja yang telah memiliki
ijazah SLTA atau ijazah lainnya yang sederajat tanpa pembatasan usia dan
tempat tinggal. Dengan mengikuti pendidikan di UT, mahasiswa dapat
mengatur sendiri tempat, waktu, serta kecepatan belajamya sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Dengan demikian, UT tidak hanya me-
nampung lulusan SLTA baru, tetapi juga orang yang telah bekerja dan atau
orang yang berusia di atas kelompok usia 19-24 tahun.
Mengingat betapa pentingnya pendidikan jarak jauh dalam upaya
mengatasi masalah pemerataan pendidikan, Direktorat Jenderal Pendi-
dikan linggi mengajukan program pengkajian pendidikanjarakjauh seba-
gai wahana penting dalam memperluas akses penduduk kelompok usia 19
- 24 tahun ke pendidikan tinggi dalam "Kerangka Pengembangan Pendi-
dikan linggi Jangka Panjang 1996- 2005".
Pada saat berdirinya, UT merupakan satu-satunya lembaga pendidik-
an tinggi yang menyelenggarakan pendidikanjarakjauh secara utuh (sing-
le mode). Namun, sejalan dengan banyaknya permintaan dari masyarakat
terhadap pendidikan tinggi jarak jauh serta perkembangan teknologi
komunikasi dalam dunia pendidikan, bermunculanlah perguruan tinggi la-
in yang menyelenggarakan pendidikan tinggi jarak jauh, di samping me-
reka masih tetap melayani masyarakat untuk mengikuti pendidikan kon-
237