Page 235 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 235

PENDIDIKAN TINGGI
                         (SINGLE MODE & DUAL MODE)


                            Slti Julaeha dan Atwi Suparman








          Pendahuluan
             Salah satu masalah utama pendidikan tinggi nasional adalah pemerata-
          an  pendidikan.  Hal ini  ditunjukkan dengan terbatasnya kapasitas  pergu-
          ruan tinggi  dalam memberikan kesempatan kepada kelompok penduduk
          yang  berusia  19-24  tahun  untuk  memperoleh  pendidikan.  Setiap  tahun
          ajaran baru, hanya sebagian kecil dari  lulusan SLTA  yang  tertampung di
          perguruan tinggi.  Tentu  saja, jurnlah lulusan SLTA yang  tidak  tertam-
          pung ini  akan terus bertambah, jika tidak ditangani  lebih  lanjut.  Hal ini
          terbukti dengan masih rendahnya angka partisipasi kasar untuk pendidik-
          an tinggi di Indonesia pada tahun  1995, yaitu kurang lebih 10%  (Soehen-
          dro, 1996).
             Salah  satu  usaha yang  dilakukan pemerintah dalam  mengatasi  masa-
          lah ini  adalah mendirikan Universitas Terbuka (UT) pada tanggal 4 Sep-
          tember 1984. Universitas Terbuka sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
          menerapkan  sistem belajar jarak jauh  diharapkan  dapat  meningkatkan
          akses kelompok penduduk yang berusia 19-24 tahun ke jenjang pendidik-
          an tinggi.  Penerapan sistem bela  jar jarak jauh berarti bahwa pembelajar-
          an  sebjgian besar tidak dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran ber-
          langsung melaJui perantaraan media, baik dalam bentuk media cetak, au-
          dio,  video,  maupun  siaran  radio  dan  televisi.  Bahan  belajar  dirancang
          sedemikian rupa sehingga mahasiswa dapat belajar secara mandiri.  Ke-

                                         236
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240