Page 225 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 225
program ini agar dapat berjalan secara serempak dengan jadwal dan ke-
sempatan belajar yang sama di antara semua peserta didik, pada akhir-
nya diputuskan SBJJ sebagai metode belajar mengajar yang paling fea-
sible. Pertimbangan menggunakan metode tersebut juga didasarkan oleh
beberapa alasan pragmatis, antara lain: keterbatasan tenaga pengajar,
sarana belajar serta kemungkinan peserta didik tidak meninggalkan tu-
gasnya sebagai pengajar, dan juga sebagai salah satu uji coba pelaksanaan
pendidikanjarakjauh pada pendidikan tinggi.
Program ini menggunakan bahan belajar cetak, terdiri dari buku ma-
teri dasar, buku tugas dan buku saran jawaban. Evaluasi hasil bela jar pa-
da Program Akta V menggunakan 4 cara, yaitu: evaluasi pada setiap akhir
modul dengan mengerjakan buku kerja, evaluasi pada setiap akhir paket
program dengan mengerjakan tes/ujian akhir komprehensif, dan evalu-
asi praktikum keguruan yang berisi praktek mengajar, praktek evaluasi,
dan praktek bimbingan akademik.
Penyelenggaraan program dikelola oleh Penyelenggara Program Akta
V (P2A5) yang berkedudukan di Semarang, Bandung dan Malang, di ba-
wah koordinasi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Program Akta V
yang berkedudukan di Dikti, Jakarta.
Dalam lima tahun berjalan program ini, pada akhirnya diintegrasikan
sebagai Akta V pada UT, dan menjadi pengalaman yang sangat berharga
khususnya berkaitan dengan rintisan uji coba pelaksanaan sistem belajar
jarak jauh pada pendidikan tinggi. Pengalaman-pengalaman tersebut
tertuang dalam analisis swar berikut ini.
1. Kekuatan (Strength)
Sifat program Akta V yang wajib (compulsary) serta dibarengi oleh
sistem reward dan punishment, memberikan motivasi eksternal motivasi
kepada peserta didik. Ketersediaan dana sangat mendorong tercapainya
226