Page 125 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 125
Pendidikan Terbuka untuk Indonesia Emas
berbagai cara (pos, kurir, email, website, dan lain-lain). Setelah
peserta didik menerima materi pelajaran, kegiatan belajarnya
dilakukan dengan berbagai modus: belajar sendiri di mana
pun dia berada, kuliah daring, tutorial tatap muka, tutorial
daring/online, seminar daring, pengerjaan tugas secara
daring, bimbingan tatap muka dan/atau daring, penilaian baik
diawasi langsung maupun diawasi secara daring, dan remedial
teaching baik secara langsung maupun secara daring. Oleh
karena itu, pendidikan terbuka dan jarak jauh dapat diikuti
oleh peserta didik di manapun mereka berada. Mereka yang
tinggal jauh dari tempat berdirinya bangunan pengelola
pendidikan dapat melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa
harus meninggalkan tempatnya karena materi pelajarannya
diterima di tempat tinggalnya melalui pos, jaringan internet,
atau sarana lain dan kegiatan belajarnya bisa dikuti dari rumah,
hotel, tempat istirahat, sawah, kebun, dan lain-lain. Dengan
demikian, pendidikan terbuka dan jarak jauh memberikan
kesempatan kepada semua orang untuk mengikuti pendidikan
pada semua jenjang tanpa halangan usia, adminstratif, tempat,
dan waktu.
Di Indonesia pendidikan terbuka dan jarak jauh telah dirintis
sejak tahun 1950-an dalam bentuk program pemberantasan
buta huruf melalui korespondensi. Akan tetapi, secara
terlembaga pada suatu perguruan tinggi dimulai pada
1984 saat diresmikannya Universitas Terbuka (UT) sebagai
perguruan tinggi yang secara khusus didesain sebagai
perguruan tinggi yang menggunakan model belajar jarak jauh.
UT yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 September
1984 mengimplementasikan konsep pendidikan terbuka dan
jarak jauh tersebut. Adapun untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah pemerintah tidak membentuk lembaga khusus
yang didesain sebagai lembaga penyelenggara pendidikan
dengan model terbuka dan jarak jauh tapi hanya menempelkan
pada SMP dan SMA Negeri yang sudah ada.
118