Page 121 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 121
108 Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik
Moodle, namun bantuan belajar ini juga dinilai belum maksimal dalam
memberikan langkah-langkah nyata dalam berpraktikum dan dibutuhkan
usaha lebih bagi para tutor dalam PRATON untuk menyelenggarakan
praktikum seperti dalam real praktikum atau praktikum yang sesungguhnya.
Selain itu PRATON belum dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan
tujuan praktikum. Mahasiswa harus terus memantau materi inisiasi tiap
minggunya, memantau terunggahnya tugas, dan harus aktif dalam forum
diskusi. Selain itu interaksi dengan tutor atau dosen tiap minggunya harus
terus terjalin. Jika mahasiswa ketinggalan proses pembelajaran dalam suatu
minggu, maka tidak akan dapat mengulangnya di minggu berikutnya. Secara
umum PRATON baru dapat mencapai sasaran kognitif dari matakuliah
Laboratorium Pengantar Akuntansi, belum pada peningkatan ketrampilan
mahasiswa dalam mengerjakan kasus-kasus akuntansi seperti pada praktik
bisnis yang nyata. Padahal sasaran akhir praktikum justru kemahiran
mahasiswa menuntaskan kasus akuntansi dari mulai transaksi hingga
penyusunan laporan keuangan secara mandiri dalam beragam kasus dan
industri. Kemahiran ini akan nampak dari kemampuan mahasiswa
menyelesaikan kasus akuntansi yang diberikan ketika menempuh ujian
akhir. Ketika mahasiswa tidak terampil, sekalipun rajin dalam mengikuti
tuton, niscaya tidak akan mampu menyelesaikan kasus akuntansi dalam
ujian akhir tersebut karena tidak terbiasa berpraktik menyelesaikan kasus-
kasus akuntansi.
Sementara itu dilihat dari bahan ajar cetak untuk kedua matakuliah
berpraktikum tersebut juga memiliki kelemahan-kelemahan dan belum
secara optimal memberikan langkah-langkah praktikum seperti ketika
mahasiswa mengerjakan praktikum secara sesungguhnya (real) seperti
dalam Praktikum Tatap Muka (PTM). Bahan ajar cetak kedua matakuliah
berpraktikum tersebut dinilai belum memiliki tingkat keterbacaan yang
tinggi. Hal ini didukung dengan adanya penilaian yang rendah dari review
bahan ajar cetak yang dilakukan oleh para pakar ilmu akuntansi untuk bahan
ajar cetak kedua mata kuliah berpraktikum tersebut. Selain itu bahan ajar
cetak untuk kedua mata kuliah tersebut tidak dilengkapi dengan Lembar
Kerja (LK) sehingga tidak dapat memberikan langkah-langkah praktikum
seperti ketika mahasiswa melakukan praktikum melalui PTM.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UT menyadari kelemahan-
kelemahan tersebut dan berusaha mencari suatu alternatif berupa
suplemen yang dapat mendukung atau mensupport kelemahan-kelemahan