Page 214 - Universitas Terbuka di Era Informasi
P. 214

sedangkan sebagian lainnya tinggal di wilayah kabupaten atau daerah
                    pinggiran/terpencil yang belum dijangkau jaringan internet. Sistem
                    pembelajaran PPs yang mewajibkan mahasiswa untuk mengakses internet
                    dan berpartisipasi aktif dalam tuton menimbulkan tantangan tersendiri
                    bagi mahasiswa yang tinggal di wilayah terpencil untuk mencari solusi
                    akses internet dengan melakukan perjalanan dan mengubah pola waktu
                    belajar. Sebagai ilustrasi, mahasiswa yang tinggal di wilayah kepulauan
                    seperti Maluku, atau daerah pedalaman terpencil harus melakukan
                    perjalanan menyeberangi laut untuk menemukan warnet supaya dapat
                    mengakses tuton. Adapula yang harus melakukan perjalanan satu jam
                    dengan sepeda motor melalui jalan pedesan untuk mencapai warnet
                    terdekat. Mahasiswa mengubah pola belajar menjadi setelah tengah
                    malam atau pagi pagi-buta untuk mengakses tuton guna mendapatkan
                    sinyal yang kuat. Sebagai penyelenggara program, perjuangan mahasiswa
                    seperti ini masuk dalam radar UT untuk dicarikan pemecahannya.
                    UT sudah melakukan kerjasama dengan P.T. Telkom untuk memanfaatkan
                    kantor STO  Telkom di 300 wilayah Indonesia sebagai  out-reach center
                    yang akan difungsikan sebagai Sentra Layanan UT, disingkat SALUT.
                    Ketersediaan layanan internet yang handal dari kantor STO ini diharapkan
                    dapat menembus hambatan akses yang dialami mahasiswa di berbagai
                    wilayah Indonesia, dan secara langsung menjembatani kesenjangan
                    digital atau digital divide dalam masyarakat.
                 b.  Kesiapan

                    Kondisi lain yang menjadi tantangan dalam tuton adalah kesiapan
                    mahasiswa  untuk  memanfaatkan  TIK  dengan  terampil.  Pada dasarnya
                    tuton UT dikembangkan sebagai sistem pembelajaran berbasis web.
                    Dalam proses pembelajaran tersebut mahasiswa melakukan komunikasi
                    online dengan tutor dan mahasiswa lain, mengunduh materi dan
                    mengunggah tugas, melakukan percakapan asinkronos maupun
                    sinkronos melalui Skype, dsb.

                    Pada saat ini sebagian besar mahasiswa masih termasuk dalam kelompok
                    digital immigrant yang masih belum terbiasa menggunakan TIK, berbeda



                 204
   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219