Page 91 - Cakrawala Pendidikan
P. 91
Implzkasi Penetapan PTN sebagai ...
Tuntutan kemampuan manusia yang mencakup keterampilan
mental untuk dapat menghadapi masyarakat yang akan datang
mengisyaratkan keterwujudan kemampuan manusia sepanjang
hayat yang berhak dan mampu memilih berbagai perannya dalam
meraih berbagai peluang partisipasi, sebagai anggota masyarakat,
sebagai orang tua, maupun sebagai pekerja dan konsumen, yaitu
suatu perkembangan yang arah dan sasarannya terutama terjadi
dari dalam, namun harus disulut untuk mencapai keteJWujudannya
(aktualisasinya), sebab pada hakekatnya manusia memiliki suatu
kemampuan yang tidak terhingga (unlimited capacity) untuk belajar
dan berkembang. Penyulutan minat ini terkait dengan pemenuhan
kebutuhannya. Dan untuk itu kualitas belajar harus ditingkatkan
agar hal tersebut bisa terjadi Student Active Learning menjadi
prasyarat untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Penutup
Apabila era 1ndustri dan informasi seperti tadi dikatakan. disertai
oleh kecenderungan matenalistis, konsumtif dan persamgan yang
kurang sehat karena bertujuan menaklukkan "musuh bersaing",
maka persaingan global kini seharusnya dibarengi kerja sama
(cooperation), suatu competition yang tidak lagi mentolerir
keserakahan (greediness), suatu tendensi moral yang menyertai
perkembangan. Bukan lagi hal-hal yang primordial harus menjadi
ciri reformasi ini, karena kita beranjak dari a deep inner reflection.
Dengan demikian sistem pendidikan harus mempunyai kekuatan
mengubah Zeitgeist (semangat zaman) masyarakat Indonesia.
Shift mind set berakar dari kesadaran yang mendalam bahwa bila
keseimbangan (balance) antara kaya-miskin. punya-tak punya,
tidak diupayakan, maka akhirnya berakibat malapetaka juga. Untuk
itu perlu perubahan struktur dan pola kehidupan yang ditandai oleh
revitalisasi dan demokrasi dalam arti politis dan ekonomi yang
harus diimplementasikan secara luas dan arif, tidak terkecuali juga
dalam sistem Pendidikan Tinggi yang mengalami suatu perubahan
fundamental. Reaktualisasi yang bersumber dari refleksi yang
mendalam (a deep inner reflection) dalam kehidupan berbangsa,
ditandai oleh an authority from within.
79