Page 409 - Cakrawala Pendidikan
P. 409

Nuril Huda


           Upaya  peningkatan  mutu  pengajaran  bahasa  lnggris  terus
          dilakukan.  Pada  tahun  1985  di  Direktorat  Jenderal  Pendidikan
           Oasar  dan  Menengah  didirikan  Proyek  Pemantapan  Kerja  Guru
           (PKG)  dengan  bantuan  biaya  dari  Bank  Dunia  dan  UNDP.
           Kelompok guru-guru dengan bantuan konsultan asing  (dari lnggris)
           yang  terlibat dalam  proyek ini  kemudian  mengembangkan  metode
           pengajaran  yang  dikenal  dengan  nama    PKG  Approach.
           Pendekatan  ini  .;;ebenarnya  kombinasi  dari  Total  Physical
           Response.   Krashen's  Monitor  Model,   dan   Communicative
           Approach. Sesuai dengan sistem pembinaan guru yang  diterapkan
          di  lingkungan  Ditjen  Dikdasmen,  penyebaran  pendekatan  ini
          dilakukan  melalui  sejumlah  forum  pelatihan  lokal,  regional,  dan
           nasional yang dikenal dengan  nama  Latihan  Kerja  lnstruktur (LKI),
           Latihan  Kerja  Guru  Inti  (LKGI),  Sanggar  Pemantapan  Kerja  Guru
           (SPKG),  dan Musyawarah Guru  Matapelajaran (MGMP).  Selain  itu
           masih  ada  penataran-penataran  yang  diselenggarakan  pada
           tingkat  nasional  pada  Pusat  Pengembangan  dan  Penataran  Guru
           Bahasa (PPPG,  di Jakarta), dan  di  Balai Penataran Guru (BPG) di
           semua ibu kota propinsi.
           Pendekatan komunikatif telah menimbulkan kontroversi di kalangan
           guru-guru  SL TP  dan  SLTA  Terutama  istilah  "komunikatif'.
           Sebagian  dari  guru,  terutama  konsultan  asing,  mengartikannya
           sebagai  kemampuan  berkomunikasi  lisan,  atau  berbicara.
           Sementara  itu,  penyelenggaraan  pengajaran  bahasa  lnggris,
           walaupun sudah ada  keputusan  Mendikbud yang  melandasi setiap
           kurikulum baru, tetap mengacu pada  Keputusan Mendikbud nomor
           96/1967, yang pada dasarnya menekankan penguasaan membaca
           bahasa lnggris ketimbang penguasaan bahasa lisan.
           Pada  tahun  1989  -1990  dilaksanakan  survai  pengajaran  bahasa
           lnggris  yang  melibatkan  beberapa  unsur  secara  luas.  Survai
           pertama  mencakup  8 propinsi  yang  melibatkan  siswa,  guru  SL TP
           dan SLTA serta orang tua murid, dan survai kedua meliputi wilayah
           seluruh  Indonesia  (26  propinsi).  Hasil  survai  tersebut  antar  lain
           menunjukkan  bahwa  baik  siswa,  guru,  maupun  orang  tua  siswa
           menghendaki  agar  para  siswa  dapat  berbicara  selain  membaca
           bahasa  lnggris.  Namun  dari  sisi  pengajaran  banyak  masalah-
           masalah penyelenggaraan yang  dihadapi,  antara lain kualitas guru



          402
   404   405   406   407   408   409   410   411   412   413   414