Page 407 - Cakrawala Pendidikan
P. 407
NurilHuda
Foundation) untuk mengembangkan pengajaran bahasa lnggris
pada tahun 1952, diputuskan bahwa British dan American English
sama-sama diajarkan di sekolah (Thomas, 1968).
Tahun 1955- 1975 dan 1975- 1984
Pada masa ini terjadi perubahan besar dalam penggunaan metode
pembelajaran bahasa lnggris baik di sekolah menengah maupun di
perguruan tinggi, yaitu digunakannya pendekatan audio-lingual.
Penyebaran pendekatan di sekolah di dimulai pada program
pendidikan guru dan kemudian diinstruksikan penggunaannya
melalui kurikulum resmi pemerintah untuk sekolah menengah.
Sebelum tahun 1950-an, semua guru sekolah menengah atas,
termasuk guru bahasa lnggris, dididik pada kurus B-1 dan B-2.
Pada 1954 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendirikan
Standard Training Course (STC) di Yogyakarta dan Bukitinggi.
Program ini adalah B-1 gaya baru untuk mendidik guru bahasa
lnggris yang dosennya berasal dari Amerika dan sejumlah orang
Indonesia. Metode pengajaran yang dipakai adalah audio-lingual.
Dalam program ini selama 3 bulan pesertanya didril secara intensif
sampai mampu menguasai semua ketrampilan bahasa lnggris.
Kemudian mereka diberi pelajaran linguistik, teori pengajaran
bahasa lnggris, sastra lnggris, dan teori-teori pendidikan (Sadtono,
1997b).
Pada tahun 1958 lnspektorat Pusat Pengajaran Bahasa lnggris
membentuk Proyek Pengembangan Materi Bahasa lnggris yang
kemudian pada tahun 1962 dipecah menjadi 3 proyek, yaitu Badan
Pengembangan Materi, Pusat Ujian Bahasa lnggris, dan Proyek
Pilot Bahasa lnggris. Salah satu hasil dari proyek ini ada!ah materi
pelajaran bahasa lnggris untuk SMP yang kemudian disebut
Sa/atiga Material. Materi ini disusun berdasarkan pendekatan
audio-lingual.
Pada tahun 1968 didirikan Proyek Bahasa lnggris yang memiliki
dua sub-proyek, yaitu Proyek Upgrading Bahasa lnggris dan
Proyek Pengembangan Materi Bahasa lnggris. Proyek Upgrading
Bahasa lnggris menyelenggarakan penataran guru-guru bahasa
lnggris SL TP di seluruh Indonesia dengan menggunakan
400