Page 186 - Pendidikan Tinggi Jarak Jauh
P. 186
PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH
mandiri (Herman, 1982; Long, 1989), sedangkan Cunningham
(dalam Pannen, 1999) mempergunakan istilah be/ajar mengelola.
Berbagai ahli mencoba untuk mendefinisikan belajar
mandiri. Berikut ini definisi belajar mandiri dari para ahli:
1. Menurut Knowles (1975), belajar mandiri adalah suatu proses
bagi seseorang untuk mengambil inisiatif, baik dengan atau
tanpa bantuan orang lain, dalam melakukan diagnosa
kebutuhan-kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan-
tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber belajar,
memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai, dan
mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri.
2. Menurut Hiemstra (1998), belajar mandiri dilihat sebagai
semua bentuk belajar individu yang memiliki tanggungjawab
utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan meng-
evaluasi usahanya.
3. Menurut Clardy (1999), belajar mandiri merupakan suatu
proses bagi mahasiswa untuk dapat memutuskan atau
mengontrol langkah, arah, dan keadaan belajarnya.
Baik definisi yang dikemukakan oleh Knowles, Hiemstra
maupun Clardy menunjukkan kata kunci dari belajar mandiri, yaitu
adanya "inisiatif' dan "otonomi" dari seseorang untuk mengelola
belajarnya, atau yang dijelaskan oleh Hiemstra (1998) sebagai
sikap "proaktif' dalam mengelola belajarnya. Kondisi tersebut
jelas berbeda dengan kondisi be/ajar dengan bimbingan guru
dimana siswa lebih bersikap reaktif dalam proses belajar yang
diarahkan oleh guru.
Penjelasan mengenai konsep belajar mandiri akan lebih
dapat dipahami dengan mengetahui dimensi-dimensi dari belajar
mandiri. Menurut Candy (1991), ada empat dimensi dari belajar
mandiri, yaitu a) otonomi pribadi, b) manajemen diri; c) meraih
kebebasan untuk be/ajar, d) penguasaan pebelajar terhadap
175