Page 551 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 551
512 Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Terbuka (2023)
Selanjutnya dilakukan Analisis Jangkauan Pelayanan
minimarket di Kota Tangerang Selatan dengan Teknik Buffer. Buffer
merupakan suatu analisis yang digunakan untuk merepresentasikan
radius dari pelayanan suatu lokasi sarana dengan ukuran jarak
tertentu (Rivandi & Santosa, 2018). Dalam Analisis Buffer dibutuhkan
acuan standar jarak terukur (meter atau kilometer). Sesuai dengan
Standart Nasional Indonesia No. 03 Tahun 2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, menjelaskan
bahwa setiap 250 jiwa penduduk harus terlayani minimal
1 minimarket dengan jangkauan pelayanan 300 meter. Sehingga
jarak penentu yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah
300 meter.
PEMBAHASAN
1. Pola Sebaran Minimarket di Kota Tangerang Selatan
Minimarket didefinisikan sebagai sebuah usaha yang
menyediakan barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari
masyarakat (Prastiwi, Pricilia, & Raswir, 2022). Minimarket ini
adalah bentuk modern dari toko kelontong. Minimarket dalam
pengkategoriannya berdasarkan kepemilikan dapat dikelompokkan
dalam dua bagian, yaitu minimarket dengan jaringan bisnis
dan non-jaringan (Indraswari, Rekayasa, & Ayuningtyas, 2019).
Minimarket dengan kategori berjejaring menggunakan konsep
waralaba, yang mana sebuah minimarket tersebut dimiliki oleh
seseorang atau badan usaha (franchise) dengan peraturan
dan hak khusus terhadap sistem bisnis yang dimiliki oleh suatu
perusahaan (franchisor). Ciri khas dari usaha dengan sistem
waralaba ini adalah adanya modal yang besar dalam pendirian
usaha, sistem pelayanan mandiri, secara fisik barang yang
ditawarkan tersusun rapi sehingga menarik dan memudahkan
pembeli dalam berbelanja, tempat belanja yang nyaman dan
terdapat penggunaan teknologi modern. Sedangkan minimarket
non-jaringan adalah sebuah usaha perdagangan yang dimiliki
dan dikelolah oleh perorangan (Novitasari & Soedharto, 2017).