Page 456 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 456
Trends in Science and Technology 417
for Sustainable Living
karena jenis tersebut termasuk burung parasit sarang burung yang
meletakkan telurnya pada sarang burung lain sehingga populasinya
dapat meningkat dengan cepat (Payne, 2005). Tunheim et al. (2019)
menyatakan bahwa Cacomantis merulinus meletakkan telurnya
pada sarang burung Orthotomus sutorius. Selain itu Cacomantis
merulinus juga terbiasa hidup di tempat terbuka hutan sekunder,
tepi hutan, tegalan dan lingkungan pemukiman yang masih
bernuansa pedesaan. Demikian pula dengan keberadaan
Shilophelia chinensis, sebagaimana memiliki kekerabatan erat
dengan Streptopelia chinensis yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan perkotaan dan manusia (Musdayanti, Dhafir, & Zainal,
2022).
Keanekaragaman spesies yang merata mengindikasikan
juga bahwa tidak menunjukkan adanya tekanan pada ekosistem
HKUI. Adanya indeks keseragaman tinggi maka jumlah individu
yang dimiliki antarjenis tidak jauh berbeda, tidak ada dominasi,
dan tidak ada tekanan pada suatu ekosistem. Indikasi tersebut
menunjukkan bahwa ketiga wilayah HKUI memiliki komunitas yang
stabil sehingga menjadikan tempat yang cukup ideal bagi spesies
tersebut.
Beberapa jenis burung elang juga ditemukan pada lokasi
pengamatan, terutama di Walbar antara lain Accipiter trivirgatus
(Elang Alap Jambul), Accipiter soloensis (Elang Alap Cina), dan
Spilornis cheela (Elang Ular Bido) di Waltim. Bahkan Elang Alap
Jambul hanya ditemukan di Walbar dengan jumlah yang cukup
signifikan, yaitu 63. Meskipun tidak sebanyak di Walbar, jenis elang
lainnya juga ditemukan di lokasi 2 dan lokasi 3, yaitu Elang Alap Cina,
dan Elang Ular Bido di Vegal dan Elang Ular Bido di Waltim, dapat
dikatakan bahwa Walbar memiliki vegetasi dengan preferensi yang
cukup tinggi bagi populasi elang.
Jenis elang tersebut menurut The International Union for
Conservation of Nature (IUCN) redlist dan Permen LHK No. P106
tahun 2018 termasuk satwa dilindungi. Meskipun IUCN redlist
menyatakan untuk Spilornis cheela dan Accipiter trivirgatus
pada tahun 2016 diberikan status konservasi least concern (LC),
atau berisiko rendah dan belum termasuk kategori kritis dari