Page 454 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 454
Trends in Science and Technology 415
for Sustainable Living
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman, Dominansi, dan Indeks
Keseragaman Burung di HKUI
Wilayah Jumlah Indeks Indeks Indeks
Pengamatan spesies Keanekaragaman Dominansi Keseragaman/
(H’) (D) Kemerataan
(E)
Lokasi 1 21 2,825 0,071 0,928
(Walbar) (sedang) (rendah) (tinggi)
Lokasi 2 23 2,787 0,083 0,889
(Vegal) (sedang) (rendah) (tinggi)
Lokasi 3 22 2,796 0,079 0,905
(Waltim) (sedang) (rendah) (tinggi)
Pada Tabel 2 diketahui bahwa ketiga wilayah pengamatan
menunjukkan keanekaragaman sedang, yaitu masing-masing
2,825 (Walbar), 2,787 (Vegal), dan 2,796 (Waltim). Keanekaragaman
merupakan indikator penting dalam meningkatkan stabilitas
ekosistem. Semakin tinggi keanekaragaman maka akan semakin
stabil kondisi ekosistem. Kondisi burung dengan keanekaragaman
sedang di HKUI mencerminkan variasi spesies yang cukup di antara
populasi burung yang ada. Meskipun pada lokasi pengamatan 1
(walbar) memiliki keanekaragaman spesies sedikit lebih tinggi dari
lokasi 2 (Vegal) dan lokasi 3 (Waltim), namun tidak menemukan
perbedaan yang mencolok dari ketiganya. Keberadaan spesies
burung diduga sangat erat kaitannya dengan keanekaragaman
vegetasi, terutama vegetasi yang dapat mengundang berbagai
spesies burung untuk menjadi pilihan dalam bertengger, mencari
makan, dan bersarang. Vegetasi yang beragam juga dapat
meningkatkan ketersediaan sumberdaya makanan, baik yang
dihasilkan oleh tumbuhan, seperti nektar, buah, dan kulit kayu tetapi
juga organisme yang hidup di sekitar tumbuhan, seperti serangga,
reptil, mamalia kecil, dan sebagainya. Hal senada juga dinyatakan
oleh Slaterry, Reshetiloff, & Zwicker (2003) bahwa tumbuhan yang
dapat menghasilkan buah atau nektar, serta menarik serangga
akan menjadi preferensi burung yang cukup tinggi. Dengan