Page 450 - Trends in Science and Technology fo Sustainable Living
P. 450
Trends in Science and Technology 411
for Sustainable Living
Pada umumnya keberadaan burung sangat berkaitan dengan
keberadaan vegetasi yang dapat digunakan untuk kebutuhan
bersarang dan ketersediaan pakan, seperti burung rangkong
(famili Bucerotidae) yang banyak menghabiskan waktu pada
tanaman Ficus untuk mencari makan, bermain, dan berlindung
(Aryanto, Setiawan, & Guru, 2016). Penelitian terhadap Burung Hantu
Rinjani Scops (Otus jolandae) juga pernah dilakukan oleh Webliana,
Harianto, & Syahputra (2021) terkait berbagai vegetasi yang dapat
mengundang Otus jolandae untuk datang bertengger. Penelitian
lain juga menyoroti bagaimana jenis tutupan menjadi preferensi
burung, dimana tutupan hutan sekunder merupakan tipe tutupan
yang paling banyak disinggahi oleh burung (Utaminingrum &
Sulistyadi, 2010). Selain beberapa faktor tersebut, jenis habitat
juga berpengaruh terhadap keanekaragaman burung di suatu
wilayah. Huzni, Kamal, & Agustina (2018) menyatakan bahwa
habitat yang ditumbuhi dengan vegetasi semak dan permukiman
menyediakan makanan bagi burung kecil, seperti jenis burung
madu sehingga habitat permukiman dan perkebunan memiliki
indeks keanekaragaman burung yang cukup signifikan. Rodrigues,
Borges-Martins, & Zilio (2018) menyatakan bahwa urbanisasi
sangat mempengaruhi keberadaan burung, terutama hiruk
pikuk, kebisingan, dan kelimpahan bangunan. Namun demikian
kehadiran area hijau dan tutupan vegetasi dapat mempengaruhi
keanekaragaman di daerah perkotaan.
1. Jumlah dan Sebaran Spesies
Hasil identifikasi jumlah jenis dan jumlah individu burung di
HKUI secara keseluruhan pada ketiga lokasi (Walbar, Vegal, dan
Waltim) ditemukan 34 spesies dari 26 famili, dengan total individu
keseluruhan berjumlah 2512 ekor. Jumlah burung pada setiap lokasi
pengamatan dapat dilihat secara keseluruhan pada Tabel 1.