Page 248 - Cakrawala Pendidikan : Implikasi Standardisasi Pendidikan Nasional Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
P. 248
Nuzia, Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan
kinerja sekolah yang selama ini dinilai konservatif, dengan
melakukan pemberdayaan sekolah dengan perangkatnya dan
dibantu andil kuat dari masyarakat demi meningkatkan prestsi
belajar siswa. Dalam artikel ini penulis membatasi hanya pada
peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan personalia
yang berikut ini mengenai gambarannya.
Sumber Daya Sekolah
Sumber Daya Sekolah merupakan sumber daya yang
paling penting pada suatu organisasi, termasuk sekolah.
Mukhtar & Widodo (2003) menyatakan bahwa sumber daya
sekolah mencakup sumber daya manusia, yakni orang yang
menyediakan tenaga, bakat, kreatifitas pada suatu organisasi
dengan menyesuaikan visi dan tujuan sekolah dengan sumber
daya yang ada. Sebagai unsur sekolah, sumber daya sekolah
adalah segala sesuatu yang berada dan dimiliki sekolah yang
mendukung proses menjalankan fungsi manjerial. Dalam era
otonomi 1n1, sekolah pemerintah/negeri harus dapat
mengoptimalkan kinerja tanpa meminta bantuan dari pemerintah
dan menata sistem lembaga persekolahan dengan potensi dasar
yang dimiliki sekolah. Dalam hal ini seorang manajer (kepala
sekolah) harus mengembangkan manajemen sumber daya
sekolah dengan rekrutmen, penempatan, pelatihan, dan
pengembangan anggota organisasi. Untuk menghasilkan
pembelajaran yang berkualitas, diperlukan peralatan pendidikan
yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam proses
pendidikan, seperti perangkat keras berupa gedung sekolah, alat-
alat penunjang proses belajar-mengajar, laboratorium dan
perpustakaan. Sedangkan perangkat lunak berupa kurikulum,
metode mengajar, dan administrasi pendidikan. Sekolah negeri
harus inovatif dan mandiri. Memang membangun sifat mandiri
sangat berat sekali dikarenakan sekolah negeri sudah terbiasa
selama puluhan tahun menerima rancangan anggaran sekolah
dari pemerintah dari dana APBN. Selain itu sekolah negeri biasa
menerima segala fasilitas pembangunan fisik dari alokasi proyek
pendidikan, juga terbiasa menerima subsidi berupa fasilitas
sekolah, buku-buku, karena pemerintah merasa kalau sekolah
negeri merupakan milik pemerintah sehingga menjadikan
234