Page 124 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 124
108
Bagian II: Media Sosial dan Multiliterasi di Era Digital
memberi dukungan pada peningkatan kualitas sivitas akademikanya baik
mahasiswa, tenaga pengajar, tenaga administrasi dan dalam jangka panjang
dapat memantapkan posisi strategis perguruan tinggi itu sendiri. (Djalal
Fuadi, 2012). Dalam perkembangannya, penyelenggaraan pendidikan tinggi
melalui UT dengan sistem pendidikan jarak jauh ini mendapat sambutan
yang cukup hangat dari kalangan masyarakat dari berbagai tingkatan dan
latar belakang (Ratnawati, 2004). Hal ini dibuktikan dengan jumlah
mahasiswa UT per 4 Desember 2014 yang sudah mencapai 426.503
besar
Sebagian
(http://www.ut.ac.id/tentang‐ut/ut‐dalam‐angka.html).
mahasiswa UT adalah mahasiswa program Pendidikan Dasar (Pendas).
Adanya Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sertifikasi Guru dan
Dosen yang mensyaratkan guru berijazah Sarjana atau Diploma IV sangat
berpengaruh terhadap jumlah mahasiswa Pendas di UT yang mencapai
72,32%. Sementara jumlah mahasiswa non Pendas hanya sebanyak 27,68%,
yang didominasi oleh mahasiswa dari FISIP dan diikuti oleh FEKON dan
FMIPA (http://www.jpnn.com/read/2013/07/26/183682/2015‐Belum‐
Sarjana,‐Guru‐Dijadikan‐Tenaga‐Administrasi‐).
Di tengah‐tengah persaingan yang terjadi saat ini, UT tetap harus
mengantisipasi terjadinya penurunan mahasiswa yang diakibatkan oleh
persaingan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi dan
kegiatan periklanan dengan memanfaatkan berbagai media yang ada.
Periklanan merupakan salah satu dari alat yang paling umum digunakan
perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran
dan masyarakat. Periklanan adalah segala bentuk penyajian non‐personal
dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran (Kotler, 1997). Meskipun tidak secara langsung
berakibat terhadap pembelian, iklan merupakan sarana untuk membantu
pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi antara perusahaan
dengan konsumen dalam usahanya untuk menghadapi pesaing.
Kemampuan dari calon konsumen dalam mengenali maupun mengingat
suatu produk didefisinisikan sebagai brand awareness. Dengan terciptanya
brand awareness oleh calon konsumen akibat pemasangan iklan, maka
diharapkan akan mendorong terjadinya perubahan perilaku konsumen
menjadi seperti yang diinginkan oleh produsen (Intan Puspitasari, 2009).
Sehingga brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang
dibutuhkan para pelaku usaha untuk memperkuat brand produknya. Sebab,
tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat brand