Page 113 - Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Informasi Yang Beretika dan Demokratis
P. 113

97
                                           Bagian II: Media Sosial dan Multiliterasi di Era Digital

                                   drastis sekarang tinggal 2,07 persen untuk negara yang jumlah penduduknya
                                   terbesar ke‐4 di dunia, ini suatu prestasi yang luar biasa," (Tribunnews.com)
                                      Data diatas menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum terbebas
                                   dari keberaksaraan atau literasi, berarti Indonesia masih harus bekerja keras
                                   untuk  menjadikan  tingkat  keberaksaraan  0%.  Sekarang  bangsa  Indonesia
                                   sudah berada pada abad ke‐21, di mana pada abad ini dikenal dengan era
                                   informasi atau era digital.
                                      Dalam tulisan Sharp (2014) bahwa definisi literasi adalah "melek huruf"
                                   (literacy),  berkaitan  dengan  perkembangan  jamanmaka  lingkup  literasi
                                   diperluas  mencakup  "digital,elektronik,  dan  ekspresi  visual".  Institusi
                                   pendidikandiharapkan  dapat  memenuhi  keterampilan  kebutuhan  peserta
                                   didik  melalui  integrasi  abad  ke‐21.  Keberhasilan  di  abad  ke‐21  menuntut
                                   penguasaan keterampilan kritis sebagai berikut:literasi informasi, kreativitas
                                   dan   inovasi,   kolaborasi,   pemecahan   masalah,komunikasi,   dan
                                   kewarganegaraan yang bertanggung jawab.
                                      Primary  English  Teaching  Association  Australia  (PETAA)  memberikan
                                   pengertian bahwa literasi  di abad ke‐21 telah berkembang sebagaicerminan
                                   dari  perubahan  sosial,  meningkatkan  spesialisasi  dan  teknologi  digital.
                                   Karena  literasi  pada  saat  ini  memerlukan  pemahaman,  seleksi  dan
                                   penggunaan  kode  multimodal  serta  konvensi  untuk  menafsirkan  dan
                                   mengekspresikan gagasan, perasaan dan informasi.
                                      Meningkatnya   kompleksitas   komunikasi   modern   sehingga
                                   memunculkan sejumlah kemampuan yang berbeda. Perbedaan kemampuan
                                   atau kemampuan lintas kurikuler bila digabungkan, dikenal sebagai literasi
                                   abad ke‐21 atau  disebut juga 'multiliteracies' (multiliterasi). Menurut PETAA
                                   multiliterasi    disebut  juga  dengan  'literasi  baru',  karena  merupakan
                                   penggabungan keterampilan yang lebih luas mencakup melek visual, melek
                                   informasi, melek budaya dan keaksaraan digital. Literasi baru digabungkan
                                   dengan literasi cetak dapat menciptakan kemampuan yang memungkinkan
                                   masyarakat untuk mendekati, memahami dan menggunakan jenis teks baru.
                                      Menurut PETAA (2015) menyatakan ada 3 poin kunci literasi abad 21
                                   yaitu sebagai berikut:
                                      a.  Siswa  membutuhkan  pengetahuan  dan  keterampilan  untuk
                                          beradaptasi  secara  fleksibel  terhadap  berbagai  teks  yang  akan
                                          mereka  ciptakan  dan  temui  di  masa  depan,  termasuk  teks  cetak
                                          dan jenis teks yang muncul dari teknologi saat ini dan masa depan.
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118