Page 53 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 53
Indrawan et al., 2012). Pada saat ini, telah tercatat keanekaragaman jenis
flora sebagai berikut: 1.500 jenis alga, 80.000 jenis tumbuhan berspora
berupa jamur, 595 jenis lumut kerak, 2.197 jenis paku-pakuan, dan
30.000-40.000 jenis tumbuhan berbiji. Sementara itu, data diversitas
faunanya terdapat 8.157 spesies vertebrata (mamalia, burung, herpeto-
fauna, dan ikan) dan 1.900 spesies kupu-kupu (Widjaja et al., 2014). Di
samping itu, karena keunikan geologi Indonesia menyebabkan tingginya
endemisitas flora, fauna, dan mikroba. Indonesia memiliki endemisitas
tertinggi di dunia untuk beberapa kelompok fauna, di antaranya 270 jenis
mamalia, 386 jenis burung, 328 jenis reptil, 204 jenis amphibian, dan 280
jenis ikan (Widjaja et al., 2014).
Indonesia sebagai negara dengan mega biodiversitas perlu terus
disosialisasikan, karena secara realitas sumber daya hayati ini telah
memberikan basis kehidupan yang sangat diperlukan dan bermanfaat
bagi Bangsa Indonesia maupun dunia. Ketimpangan hubungan antara
manusia dengan lingkungan berdampak pada terjadinya kerusakan
habitat. Kerusakan habitat, baik secara langsung maupun tidak,
berpengaruh terhadap penurunan populasi dan punahnya berbagai jenis
biota. Pengurangan populasi katak genus Rana yang berhabitat di
persawahan akibat perburuan untuk konsumsi dan cemaran kimiawi
perairan habitat tempat bertelurnya telah meningkatkan populasi hama
pertanian seperti wereng dan lalat penghisap penular penyakit tanaman
(Pratomo, 2004). Selain karena rusaknya habitat, kehilangan jenis biota
juga disebabkan oleh pengaruh masuknya jenis asing invasif,
pencemaran, eksploitasi yang berlebihan, dan perubahan iklim (Widjaja
et al., 2014). Sementara ini menjadi semakin jelas bahwa hilangnya
keanekaragaman hayati cenderung mengurangi produktivitas dan
ketahanan ekosistem secara keseluruhan, dan bukti semakin kuat bahwa
dalam memelihara proses ekosistem ganda membutuhkan sejumlah
besar spesies (Naeem et al., 2009).
Spesies-spesies yang sementara ini hanya hidup di penangkaran
diupayakan agar dapat kembali memainkan peranannya dalam ekologi
dan evolusi pada komunitas biologi. Apabila dibandingkan dengan
populasi tangkaran yang hidup dengan kondisi terbatas, maka populasi-
populasi alami liar dipastikan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menghadapi berbagai bencana yang disebabkan oleh manusia, misalnya
epidemi dan peperangan. Risiko kepunahan yang akan terjadi pun
Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City 37