Page 392 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 392

Sumber: Robinson 2015 (dalam Sutriadi 2017)

               Gambar 2. Tahapan Pengembangan Smart City

            Ide kota pintar alias smart city sudah didengung-dengungkan oleh
        berbagai  kalangan  termasuk  di  Indonesia  tersebut  sering  pula
        dikaitkan  atau  bahkan  disamakan  dengan  konsep  e-government.
        Menurut  Nonot  Harsono  selaku  Komisioner  Badan  Regulasi
        Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dalam Liputan6.com (Smart City dan
        e-Government Apa Bedanya?, 2015), masih banyak orang yang menilai
        smart city itu sama dengan e-government, padahal keduanya berupa
        konsep  yang  berbeda. Smart city merupakan konsep pemanfaatan
        teknologi komunikasi dan informasi untuk semua sektor yang lebih
        luas dari sekedar e-government. Lebih lanjut Nonot menilai penerapan
        smart  city  didasarkan  pada  pertimbangan  antara  kebutuhan  dan
        kelayakan atau tingkat urgensi smart city di setiap daerah, sedangkan
        penerapan e-government lebih bergantung pada keputusan pimpinan



     376  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397