Page 334 - Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City
P. 334

Banjir
            Banjir  memiliki  dua  arti  yaitu meluapnya air sungai disebabkan
        oleh debit air yang melebihi daya tampung sungai pada keadaan curah
        hujan tinggi, dan arti kedua adalah banjir merupakan genangan pada
        daerah  datar  yang  biasanya  tidak  tergenang  (Suherlan,  2001).
        Bencana banjir bisa juga merupakan aspek interaksi antara manusia
        dengan alam yang timbul dari proses aktifitas manusia yang mencoba
        menggunakan  alam  yang  bermanfaat  dan  menghindari  alam  yang
        merugikan (Suwardi, 1999).
            Banjir  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor,  tetapi  apabila
        dikelompokkan  akan  didapatkan  tiga  faktor  yang  berpengaruh
        tehadap  banjir,  yaitu  unsur  meteorologi,  karakteristik  fisik  Daerah
        Aliran  Sungai  (DAS),  dan  manusia.  Unsur  meteorologi  yang
        berpengaruh  pada  timbulnya  banjir  adalah  intensitas,  distribusi,
        frekuensi,  dan  lamanya  hujan  berlangsung.  Karakteristik  DAS  yang
        berpengaruh terhadap terjadinya banjir adalah luas DAS, kemiringan
        lahan,  ketinggian,  dan  kadar  air tanah. Pengaruh perubahan lahan
        terhadap  perubahan  karakteristik  aliran  sungai  berkaitan  dengan
        berubahnya areal konservasi dapat menurunkan kemampuan tanah
        dalam  menahan  air.  Hal  tersebut  dapat  memperbesar  peluang
        terjadinya  aliran  permukaan  dan  erosi.  Sedangkan  unsur  manusia
        berperan  pada  percepatan  perubahan  penggunaan  lahan  seperti
        hutan belukar yang lebat.
            Dalam  skala  perkotaan,  faktor-faktor  yang  mempengaruhi
        terjadinya banjir adalah:
        1.  Topografi.  Kelandaian  lahan  sangat  mempengaruhi  timbulnya
            banjir  terutama  pada  lokasi  dengan  topografi  datar  dan
            kemiringan  rendah,  seperti  pada  kota-kota  pantai.  Hal  ini
            menyebabkan  kota-kota  pantai  memiliki  potensi  atau  peluang
            terjadinya  banjir  yang  besar  disamping  ketersediaan  saluran
            drainase  yang  kurang  memadai,  baik  saluran  utama  maupun
            saluran yang lebih kecil.
        2.  Areal terbangun. Luasnya areal terbangun di kawasan perkotaan
            akibat  tingkat pembangunan fisik yang tinggi, berdampak pada
            bidang peresapan tanah yang semakin mengecil.




     318  Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan Smart City
   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339