Page 361 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 361
/
kolah-sekolah yang berpartispasi dalam program ini. Pada tahun 1976,
evaluasi terhadap kelayakan program ini ternyata menunjukkan bahwa
program tersebut sangat mahal dan dampak posititif yang ada tidak sig-
nifikan. Akhirnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa program
radio untuk pengajaran murid SD dialihkan untuk pengajaran guru SD.
Penggunaan radio sebagai media pengajaran guru dianggap lebih mem-
berikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas guru karena pada
akhirnya meningkatkan prestasi belajar para muridnya.
Kelebihan program radio sebagai media pengajaran, seperti daya
jangkau yang sangat luas, mendorong pemerintah untuk mempertahankan
dan mengembangkan program tersebut di 11 propinsi. Kriteria yang digu-
nakan untuk menentukan 9 propinsi terpilih (selain Yogyakarta dan Jawa
Tengah) adalah minimnya sarana dan prasarana transportasi di propinsi-
propinsi tersebut. Pada tahun 1979, evaluasi terhadap program ini menun-
jukkan bahwa 73 % peserta berpartisipasi teratur sesuai jadwal. Peserta
yang berpartisipasi secara individual ternyata belajar melalui radio lebih
efektif dibanding dengan yang belajar secara bekelompok. Jumlah mata
pelajaran yang diberikan melalui program radio ini berkembang dari 5
jenis pada tahun 1978 menjadi 8 jenis pada tahun 1986 yang terdiri atas
320 program siaran radio. Jumlah peserta mencapai 80.000 orang guru-
guru SD.
Dalam kenyataan, implementasi program radio untuk PJJ yang telah
dijalankan pada kurun waktu tersebut sebenarnya tidak hanya menguna-
kan radio. Teknologi yang memproduksi alat bantu pembelajaran seperti
media cetak (bahan ajar kertas), slide, dan kaset audio juga digunakan
sebagai pelengkap secara terbatas. Slide dikirim ke peserta untuk diguna-
kan dalam diskusi kelompok untuk meningkatkan pemahaman terhadap
materi yang disampaikan melalui radio. Kaset audio juga dikirim ke pe-
serta dengan tujuan agar mereka yang tidak sempat mendengarkan radio
374