Page 245 - Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (Di dedikasikan kepada DR. Setijadi, M.A)
P. 245
mahasiswa terhadap materi yang bersifat aplikasi dan keterampilan.
Namun demikian, karena mahasiswa harus mengikuti kegiatan tatap mu-
ka di kampus. pendidikan tinggi dual mode tidak mungkin menjangkau
mahasiswa dalam wilayah yang cukup luas.
Kesimpulan
Kedua jenis pendidikan tinggi (single mode dan dual mode) dapat di-
terapkan untuk mengatasi masalah pemerataan pendidikan tinggi. Setiap
jenis memiliki keunggulan dan kelemahan. Kita tidak perlu memper-
tentangkan mana yang lebih baik di antara keduanya. Yang Jebih penting
dan yang merupakan tantangan bagi kita adalah bagaimana memanfaatkan
kedua jenis pendidikan tinggi tersebut tidak hanya dalam upaya me-
ningkatkan akses penduduk usia 19-24 tahun ke dalam pendidikan tinggi
tetapi juga dalam memberikan jaminan dan bukti bahwa kualitas lulusan
pendidikan tinggi jarak jauh setara dengan lulusan pendidikan tinggi
konvensional. Ukurannya bukan sekedar nilai yang dicapai mahasiswa
selama perkuliahan tetapi juga kemampuan lulusan dalam bekerja di bi-
dang yang relevan dengan program studi yang diambilnya. Dengan
demikian, kita tidak hanya mengatasi masalah pemerataan pendidikan te-
tapi juga meningkatkan mutu pendidikan.
Daftar Pustaka
Achir, Y.C.A. (1997). Reformasi pendidikan sebagai upaya memak-
simalkan basil pendidikan. Dalam M. Dawan Rahardjo (Ed.), Ke-
luar dari kemelut pendidikan nasional: Menjawab tantangan kualitas
swnberdaya manusia a bad 21. Jakarta: Internusa.
Garrison, D.R. (1990). Understanding distance education: A framework
for the future. London: Routledge.
Keegan, D. ( 1991). Foundations of distance education (2"d ed.). London:
246