Page 150 - Pendidikan Terbuka Untuk Indonesia Emas
P. 150
3. Pendidikan Terbuka sebagai Layanan Publik
Dari gambar 1 diatas diketahui bahwa secara umum mahasiswa
UT adalah orang-orang yang sudah bekerja. Dari data tersebut
terungkap bahwa sebanyak 89% mahasiswa UT adalah working
people dan sisanya sebanyak 11% adalah mereka yang belum/
tidak bekerja. Bila dikonsultasikan dengan data tahun-tahun
sebelumnya dapat diketahui bahwa persentase mahasiswa UT
yang sudah bekerja menunjukkan jumlah yang lebih besar.
Misi Ketiga, menampung lulusan sekolah lanjutan tingkat atas
(SLTA) yang tidak tertampung di perguruan tinggi negeri (PTN)
tatap muka
Salah seorang tokoh klasik pendidikan jarak jauh yang lain,
Otto Peters (2003) pernah menyampaikan bahwa salah satu
kelebihan sistem pendidikan jarak jauh adalah kemampuannya
untuk menampung jumlah mahasiswa yang besar. Jumlah
mahasiswa yang besar menuntut cara-cara pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan seperti yang dilakukan di dunia
industri. Cara pandang Peters tersebut selanjutnya dituangkan
dalam teorinya ‘industrialized of teaching’. Peters (2007) lebih
lanjut menegaskan bahwa open universities bisa survive hanya
jika jumlah mahasiswanya banyak. Inilah salah satu karakteristik
dan sekaligus juga kelebihan UT sebagai satu-satunya lembaga
pendidikan tinggi yang mengimplementasikan sistem
pendidikan jarak jauh.
Pemerintah Indonesia dihadapkan pada persoalan penting
dimana jumlah lulusan sekolah lanjutan menengah atas (SLTA)
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Seperti disampaikan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode (Kabinet
Pembangunan IV: 1983 - 1985) Nugroho Notosusanto
(1984) bahwa salah satu tujuan pendirian UT adalah untuk
meningkatkan daya tampung perguruan tinggi. Notosusanto
(1984) lebih lanjut menyampaikan bahwa melalui UT
143