Page 417 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 417
Cal:rmmla Pemiufil:an 2
interaksi/komunikasi tersebut. Holmberg ( 1983) secara gamblang
menyatakan bahwa sistem PJJ harus terdiri dari komunikasi satu
arah (presentasi materi ajar), baik dalam bentuk tercetak,
terekam, maupun tersiar, dan komunikasi dua arah antara
mahasiswa dan institusi penyelenggara program. lnteraksi antara
mahasiswa dan institusi ini (termasuk dengan tutor/dosen) sangat
penting dalam proses belajar mahasiswa. Hal ini karena, menurut
Holmberg (th ... ), walaupun PJJ d1rancang untuk bela jar mandiri
tetapi tidak berarti mahasiswa ditinggalkan tanpa layanan bantuan
bel ajar.
Secara umum, praktik PJJ selalu berusaha menyeim-
bangkan aspek akses dan kualitas (dalam arti mtensitikasi
interaksi). Peningkatan interaksi untuk menjaga kualitas tidak
berarti seratus persen melupakan aspek akses. Seperti diutara-
kan oleh Peters (1993), perkembangan teknologi intormasi dan
komunikasi telah memungkinkan diseimbangkannya aspek akses
dan kualitas ini. lnteraksi dua arah antara mahasiswa dengan
institusi dan instruktur/tutor sekarang dengan 'mudah' dan relatif
cepat dapat dilakukan melalui media elektronik seperti audio/
video conterencing, computer conterencing, maupun sural
elektronik (e-mai~. Dengan demikian, keterpisahan antara
kegiatan mengajar (teaching act) dengan kegiatan belajar
(learning act) yang menimbulkan suatu jarak psikologis dan
komunikasi (transactional distance) dalam proses pembelaJaran
(Moore, 1993) dapat diminimalkan (Peters, 1993).
Di negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia
dan Cina dimana masyarakatnya banyak yang hidup dalam
ekonomi terbatas dan di daerah pedesaan yang terisolasi, sistem
PJJ juga merupakan metode pendidikan yang dianggap mampu
memberikan kesempatan kedua (second chance) bagi masya-
rakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan dengan sistem tatap
muka. Fenomena ini telah menyuburkan perluasan sudut
399