Page 112 - Cakrawala Pendidikan: E-Learning Dalam Pendidikan
P. 112
./a hi. l'r•nd11iikrm l!crkuafilas Ml'lolui Seko/ah ....
membangun modal intelektual bagi sektor bisni, yaitu agar sektor
ini lebih produktif dan sukses dan sebagai investasi yang penting
untuk mendorong berkembangnya ide, rise!, dan inovasi. Dalam
Jangka panjang ia akan mendorong tumbuhnya kohesi sosial dan
tumbuh-kembangnya 'sense of belonging, tanggung jawab, serta
1dentitas diri dan masyarakat. Pada tingkat nasional hal ini akan
membantu terciptanya ekonomi yang kuat dan sebuah
masyarakat yang inklusif, bukan yang tercerai-berai dimana
masing-masing menonjolkan atau sebaliknya menyembunyikan
kelemahannya.
Pengetahuan hanya bermakna praktis jika dapat dipakai
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi modern (lihat juga
Stromquist, 2002). Tatanan ekonomi hanya layak disebut modern
Jika ia mampu menciptakan produk dan pelayanan yang dinikmati
oleh mayoritas warga. Karena itu, kita harus merancang ulang
tatanan ekonomi kita agar mampu merilis potensi guna
penciptaan dan penyebaran pengetahuan bagi seluruh penduduk.
Tatanan masyarakat yang berlandaskan Knowledge Economy
t1dak antithetical (bertentangan) dengan konsep legalitas
melainkan mendorong tumbuhnya masyarakat yang inklusif yaitu
yang tidak bias suku, agama, ras, dan gender.
Model konvensional persekolahan lemah sekali kaitannya
dengan isu yang sedang berkembang pada tingkat nasional,
terutama dengan pengembangan ekonomi bangsa.
Dalam konteks Knowledge Economy, sekolah harus
menambahkan elemen kreatifitas dan inovasi dalam kurikulum-
nya. Sekolah harus dipandang sebagai satuan bisnis sehingga
karenanya harus mencari cara-cara baru dalam mengelola dan
mengeksploitasi aset intelektual yang dipunyai sekolah. Aset yang
paling berharga yang dimiliki oleh sekolah adalah guru.
Sayangnya. pada galibnya guru lemah dalam dasar pengetahuan
tentang bagaimana cara mengembangkan pengetahuan dan
96