Page 90 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 90

Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik  77


               “karakter” yang kita kehendaki   dari suatu merek kepada komunitas. Jadi
               clarifying  tidak  sekedar  upaya  menanamkan  persepsi  dalam  benak
               konsumen,  namun  juga  harus  mendukungnya  dengan  realitas  atau  fakta
               yang  teruji,  kemudian  mengomunikasikan  kepada  komunitas  yang  sudah
               kita konfirmasi  sebelumnya.  Dengan adanya  clarifying ini diharapkan para
               komunitas  tersebut  akan  klarifikasi  kembali  kepada  anggota  komunitas
               lainnya sehingga dampaknya informasi tersebut akan berlipat ganda secara
               eksponensial.
                   Dalam konteks UT, tidaklah cukup hanya men-declare tagline “Making
               Higher  Education  to  All”,  namun  kita  harus  menegaskan  diri  kita  sampai
               level “DNA”. DNA ini harus membedakan UT dengan perguruan tinggi lain
               secara atutentik, tidak sekedar di permukaan. Untuk DNA sebagai perguruan
               tinggi  yang  modern  misalnya,  seyogyanya  UT  harus  berjuang  keras  dan
               berjuang  mati-matian  melindungi  positioning  tersebut.  Kenapa  demikian,
               karena di era horizontal ini melindungi  positioning menjadi semakin berat
               karena yang “menggerus” kredibilitas kita bukan saja perguruan tinggi lain,
               tetapi  juga  masyarakat,  konsumen,  media  massa  yang  semuanya  semakin
               terkoneksi  satu  sma  lain.  Jika  masyarakat  mengetahui  bahwa  tempat
               tutorial  tatap  muka  di  sekolah  yang  sangat  tidak  representatif  misalnya,
               maka  hal  itu  akan  menggerus  persepsi  UT  sebagai  perguruan  tinggi  yang
               modern.  Di sisi lain, perguruan tinggi juga sudah merambah kuliah online,
               misalnya ITB, UI,UGM,Binus, dan lain-lain. Berbagai fenomena tersebut jika
               tidak  dijaga  dengan  ketat  berpotensi  menetralisir  atau  mengaburkan
               positioning UT sebagai PT yang modern. Oleh karena itu UT harus multi step
               ahead  dibanding  perguruan  tinggi  di  bidang  teknik  pembelajaran.  Jika
               masyarakat  mempersepsi  bahwa  apa  yang  UT  tawarkan  “tidak  terbukti”,
               maka UT bisa kehilangan kredibilitasnya.

               KESIMPULAN
                   Terus terang tulisan ini ibarat menu makanan hanya sebagai appetizer.
               Idealnya sesudah membahas strategi marketing,tulisan ini harus memenuhi
               pada  level  taktik  marketing,  seperti  diferensiasi,  marketing  mix  (product,
               price, place, promotion) dan selling.Jika strategi berkaitan dengan masalah
               mind  share,  maka  taktik  lebih  menyangkut  bagaimana  memenangkan
               pangsa  pasar  atau  market  share.  Namun  karena  berbagai  keterbatasan
               maka  pembahasan  mengenai  taktik  pemasaran  akan  kami  sajikan  dalam
               tulisan  berikutnya.  Menurut  hemat  kami,  yang  penting  strategi  tersebut
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95