Page 80 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 80
Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik 67
Era digital: Implikasinya dalam Perubahan
Strategi Pemasaran Universitas Terbuka
Moh. Muzammil
PENDAHULUAN
Saya akan mengawali tulisan ini dengan kisah sukses film Laskar
Pelangi. Film ini mampu meraup jumlah penonton lebih dari 10 juta orang,
suatu jumlah yang sangat fantastis untuk ukuran film Indonesia. Jumlah
tersebut tidak tertandingi oleh film mana pun dalam sejarah perfilman
tanah air. Terlepas dari garapan film tersebut yang memang berkualitas,
namun kisah sukses film ini tidak dapat dilepaskan dari peran testimoni para
penonton. Setelah menonton film tersebut, para penonton mencurahkan
apresiasinya pada blog, twitter atau facebook mereka. Tak pelak, dengan
cepat testimoni film tersebut akan terkoneksi dengan banyak orang.
Misalkan facebook tersebut dibaca oleh 10 orang, karena masing-masing
orang merasa penasaran, hal ini menimbulkan antusiasme ingin menonton
film tersebut. Selanjutnya, mereka yang nonton belakangan juga ikut
menuangkan kesan-kesannya di blog,twitter dan facebook masing-masing.
Demikian seterusnya sehingga tidak heran testimoni tentang film tersebut
menggelinding bak bola salju sehingga dalam waktu yang sangat singkat
tercipta ‘promosi murah’ dari mulut ke mulut (word of mouth) yang sangat
efektif.
Itu lah fenomena komunikasi di era kini di mana orang dengan mudah
dapat berkomunikasi, berinteraksi, bahkan berkolaborasi satu sama lain
melalui ‘perangkat web’ seperti blog, facebook, youtube, twitter,
instagramdan sebagainya. Semua itu dimungkinkan berkat pakar interner -
Tim O’Relly menemukan teknologi internet Web 2.0. Tidak lama sesudah
teknologi Web 2.0. diperkenalkan, kita menyaksikan munculnya web-based
technologies yang lebih interaktif. Mengapa lebih interaktif, sebab melalui
‘perangkat web’ tersebut, siapa pun Anda dapat membangun jejaring sosial
(social networking) dengan mudah. Dengan ‘perangkat web’ itu pula,
penyajian dan pendistribusian informasi tidak lagi menjadi monopoli para
jurnalis atau media massa seperti surat kabar, majalah, radio dan stasiun
televisi. Melalui blog misalnya, si pengguna atau sering disebut blogger
dapat mengekpresikan apapun apa yang terlintas di benaknya tanpa