Page 51 - Institusi Pendidikan Tinggi Di Era Digital: Pemikiran, Permodelan, Dan Praktik Baik
P. 51
38 Institusi Pendidikan Tinggi di Era Digital: Pemikiran, Permodelan dan Praktek Baik
manajer seperti Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Jurusan dan Ketua Program
Studi berperan strategis mendorong entrepreneurial behavior dan
memanfaatkan entrepreneurial opportunities. Menurut Diefenbach (2011),
“Middle managers are now seen at the locus of corporate entrepreneurship.
Their role of championing, synthesizing, facilitationg, and implementing
make them a particularly interesting unit of analysis. Consequently model of
how they are embedded in the corporate entrepreneurship process have
been established”. Pendapat senada dari Wooldridge et al, (2008), middle
manager memainkan peran khusus dalam organisasi karena posisinya
sebagai mediasi diantara berbagai kelompok. Mereka dapat
mengkomunikasikan inisiatif kepada top manajemen dan umumnya mampu
membentuk strategi organisasi dalam hal fasilitasi, peloporan dan
penerapan. Di sektor publik, middle managers dinilai sebagai pihak yang
paling entrepreneurial.
Selain pihak middle manajer, staf pengajar/dosen seharusnya merasa
tertantang untuk dapat mengimplementasikan entrepreneurship agar dapat
memberikan manfaat lebih banyak terhadap dunia bisnis dan masyarakat.
Dunia akademik tidak dapat di under-estimated-kan, dimana para dosen
dapat dikategorikan sebagai corporate co-operation artinya pengelolaannya
pada prinsipnya dapat diterapkan secara korporasi. Seperti yang dinyatakan
oleh Hay et al., (2002) “that academician are perhaps more similar to
entrepreneurs than might be first expected. Where they differ most is in their
propensity to take risks, suggesting the need to create a secure environment
in which is perceived to be minimized”. Artinya para akademisi kemungkinan
dapat disamakan dengan entrepreneur, dimana penekanan utamanya
adalah melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
KESIMPULAN
Model penelitian yang diajukan ini diharapkan dapat menjawab gap
penelitian yang diajukan dari hasil riset 2 pakar yaitu: 1) Aracil et al (2013),
kebutuhan dan hambatan untuk membuat univesitas more entrepreneurial
dan pentingnya kriteria untuk mengukurnya; 2) Farsi et al. (2012),
menegaskan perlunya focus pada pemanfaatan faktor lingkungan secara
optimal agar dapat membangun entrepreneurial university yang kuat.
Kedepan, permodelan ini dapat menjadi acuan untuk melakukan studi
lapangan, sehingga dapat diperoleh fakta di lapangan secara kongkrit
mengenai “possibility to achieve entrepreneurial university in Indonesia”.