Page 71 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 71
Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas 59
Relasi Perilaku Sedentari, Gizi Lebih,
dan Produktivitas Kerja
Masyarakat Perkotaan
Ila Fadila
PENDAHULUAN
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Badan PBB Urusan Program
Pembangunan (UNDP), sebagai negara berkembang, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2015 mengalami kemajuan. Laporan
tersebut menyatakan, bahwa nilai IPM Indonesia menempati peringkat ke
110 dari 187 negara, dengan nilai indeks 0,684. Jika dihitung sejak tahun
1980 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami kenaikan sebesar 44,3
persen. Dua dari empat indikator yang digunakan dalam pengukuran IPM
adalah angka harapan hidup dan pendapatan nasional bruto per kapita di
Indonesia. Tahun 2014, angka harapan hidup di Indonesia sebesar 68.9
tahun dan pendapatan nasional bruto per kapita 9,788 dolar Amerika per
kapita. Sementara pada tahun 1980 masing-masing indikator tersebut yaitu
angka harapan hidup adalah 60 tahun dan pendapatan nasional bruto
adalah 3000 dolar Amerika per kapita (Wardah, 2015).
Peningkatan pendapatan nasional bruto per kapita dan angka harapan
hidup di Indonesia ditambah pula dengan adanya kemajuan teknologi, jenis
pekerjaan, hobi, fasilitas/kemudahan, kebiasaan dan kurang olah raga
merupakan faktor-faktor risiko atau faktor pencetus terjadinya perubahan
perilaku terutama dalam perilaku aktivitas fisik masyarakat yang semakin
rendah (sedentary activity). Keadaan ini tentu berdampak pada kesehatan
tubuh, apalagi terjadi dalam jangka waktu yang lama tentu akan
menentukan produktivitas kerja seseorang.
Aktivitas atau perilaku sedentari adalah kebiasaan-kebiasaan dalam
kehidupan seseorang yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik atau tidak
banyak melakukan gerakan. Dalam Laporan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, sekitar tiga
perempat (74 persen) penduduk Indonesia masih tergolong berkegiatan
aktif. Namun demikian sebanyak 26 persen atau lebih sedikit dari
seperempat penduduk Tanah Air kurang aktif secara fisik. Data Riskesdas