Page 46 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 46
34 Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas
Berdasarkan data pada Tabel 1, terlihat adanya peningkatan
perkembangan konsumsi energi dan kualitas konsumsi pangan penduduk
Indonesia khususnya pada tahun 2010 ke 2011. Kelompok padi-padian
(beras, jagung, terigu) masih mendominasi konsumsi masyarakat Indonesia.
Konsumsi energi dari kelompok padi-padian cenderung mengalami
peningkatan pada tahun 2010-2011 dan 2012-2014. Kondisi ini
menunjukkan bahwa preferensi masyarakat terhadap beras sangat besar
dan sulit diubah. Bahkan terjadi kecenderungan perubahan pola pangan
pokok utama dari non beras ke beras. Hal ini terlihat dari konsumsi
kelompok pangan umbi-umbian yang terus menurun dari 2010-2014.
Masyarakat yang memiliki pola konsumsi pangan pokok yang beragam lebih
mudah menyesuaikan atau menerima pola makan baru dibandingkan
dengan masyarakat yang pangan pokoknya hanya beras. Menurut
Wiranatakusuma & Suhadjo (1991), kondisi lingkungan terutama sosial
budaya mempunyai pengaruh besar terhadap pola makan.
Secara inheren beras mempunyai kelebihan dibandingkan pangan
sumber karbohidrat lainnya. Beras mempunyai cita rasa yang lebih enak,
lebih mudah diolah dan komposisi gizinya lebih baik dibandingkan pangan
sumber karbohidrat lain. Kelebihan beras tersebut ditunjang dengan
berbagai kebijakan pemerintah untuk terus mencapai dan mempertahankan
produksi beras melalui swasembada pangan khususnya beras,
pembangunan sarana dan prasarana jalan yang memudahkan transportasi
dan lalu lintas barang sehingga beras mudah diperoleh di wilayah terpencil
sekalipun. Konsumsi beras bagi sebagian masyarakat juga menunjukkan
status sosial yang dimilikinya. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah
untuk mencintai beras sehingga timbul pergeseran paradigma bahwa
masyarakat yang beralih konsumsi dari beras ke non beras (jagung atau
umbi-umbian) dianggap rawan pangan.
Hasil Susenas menunjukkan bahwa sepanjang 2010-2014 tingkat
konsumsi beras rumah tangga Indonesia terus menurun secara konsisten
dengan rerata laju penurunan sebesar -0,2% pertahun. Hal ini menunjukkan
bahwa secara perlahan tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia
terhadap beras sebagai satu-satunya asupan karbohidrat terus berkurang.
Kecenderungan ini tentu menggembirakan karena diversifikasi atau
penganekaragaman pangan terjadi di masyarakat dan peningkatan
kebutuhan beras nasional dapat ditekan sehingga laju impor beras dapat
ditekan bahkan dikurangi. Namun penurunan konsumsi beras masyarakat