Page 42 - Peran Matematika, Sains, dan Teknologi Dalam Mendukung Gaya Hidup Perkotaan (Urban Lifestyle) Yang Berkualitas
P. 42

Peran MST dalam Mendukung Urban Lifestyle yang Berkualitas  31


                   Hal  sebaliknya  terjadi  pada  masyarakat  perdesaan.  Konsumsi
               masyarakat perdesaan di sektor makanan lebih tinggi daripada sektor non
               makanan.  Proporsi  pengeluaran  masyarakan  perdesaan  untuk  sektor
               makanan  lebih  dari  50%.  Kondisi  krisis  ekonomi  cenderung  tidak
               mempengaruhi konsumsi masyarakat perdesaan di sektor non makanan. Hal
               ini terlihat pada data di Gambar 1. yang tidak menunjukkan kenaikan atau
               penurunan secara  signifikan. Berdasarkan data pada Gambar  1. dan 2. ini
               menunjukkan  bahwa  tingkat  kesejahteraan  masyarakat  perkotaan  lebih
               sejahtera dibandingkan masyarakat pedesaan.
                   Terdapat  hubungan  yang  negatif  antara  proporsi  pengeluaran  bahan
               pangan  dan  ketahanan  pangan  ditinjau  dari  akses  ke  pangan  (Pakpahan,
               Saliem, & Suhartini, 1993):
               1.  Semakin  besar  proporsi  pengeluaran  rumah  tangga  untuk  bahan
                   pangan,  maka  akses  terhadap  bahan  pangan  adalah  rendah.  Semakin
                   besar  proporsi  pengeluaran  rumah  tangga  untuk  bahan  pangan  juga
                   menunjukkan rendahnya kepemilikan bentuk kekayaan lain yang dapat
                   ditukarkan dengan bahan pangan.
               2.  Semakin kecil proporsi pengeluaran rumah tangga untuk bahan pangan,
                   maka  akses  terhadap  bahan  pangan  adalah  besar,  atau  menunjukkan
                   semakin tinggi ketahanan pangannya.
               3.  Semakin kecil proporsi pengeluaran rumah tangga untuk bahan pangan,
                   juga  menunjukkan  tingginya  kepemilikan  bentuk  kekayaan  lain  yang
                   dapat ditukarkan dengan bahan pangan.

                   Ketahanan  pangan  rumah  tangga  juga  dapat  dilihat  dari  pendapatan
               rumah tangga dan konsumsi gizi rumah tangga (Johnson dan Toole, 1999),
               diadopsi oleh Maxwell & Smith (2000) sebagai berikut:
               1.  Rumah  tangga  tahan  pangan  yaitu  bila  proporsi  pengeluaran  pangan
                   rendah  (kurang  dari  60  persen  dari  pengeluaran  rumah  tangga)  dan
                   cukup mengkonsumsi energi (>80 persen dari syarat kecukupan energi).
               2.  Rumah tangga rentan pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan
                   tinggi (lebih dari 60 persen dari pengeluaran rumah tangga) dan cukup
                   mengkonsumsi energi (>80 persen dari syarat kecukupan energi).
               3.  Rumah tangga kurang pangan yaitu bila proporsi pengeluaran pangan
                   tinggi (lebih dari 60 persen dari pengeluaran rumah tangga) dan kurang
                   mengkonsumsi energi (≤80 persen dari syarat kecukupan energi).
               4.  Rumah  tangga  rawan  pangan  yaitu  bila  proporsi  pengeluaran  pangan
                   tinggi dan tingkat konsumsi energinya kurang.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47