Page 397 - Cakrawala Pendidikan
P. 397
Udin S.
pendidikan persekolahan dan untuk pendidikan tinggi untuk guru
IPS di IKIP/STKIP/FKIP. Dari dua versi pengertian itu, yang
membedakannya penulis pikir, dalam format sistim
pengetahuannya. Untuk dunia persekolahan merupakan
penyederhanaan, atau sama dengan gagasan Wesley (1937)
dengan konsep "social sciences simplified ... ", sedang untuk
pendidikan guru IPS berupa seleks1. Namun rasanya
perbedaannya tidak begitu jelas, kecuali seperti dikatakan oleh
Somantri (1993:8) dalam tingkat kesukarannya sesuai dengan
jenjang pendidikan itu, yakni di dunia persekolahan disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak, sedang di perguruan tinggi
disesuaikan dengan taraf pendidikan tinggi. Penjelasan ini menurut
penulis terkesan bersifat tautologis. Kedua versi pengertian PIPS
tersebut masih dipertahankan sampai dengan Pertemuan Terbatas
HISPISI di Universitas Terbuka Jakarta tahun 1998
(Somantri, 1998:5-6), dan disepakati akan manjadi salah satu
esensi dari "position paper" HISPIPSI tentang Disiplin PIPS yang
akan diajukan kepada LIPI.
Jika dilihat dari pokok-pokok pikiran yang diajukan oleh Numan
Somantri selaku Ketua HISPIPSI (Somantri:1998) "Position Paper"
itu akan menyajikan penegasan mengenai kedudukan PIPS
sebagai "synthetic discipline" atau menurut Hartoonian (1992)
sebagai "integrated system of knowledge". Oleh karena itu, PIPS
untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan guru IPS,
direkonseptualisasi sebagai pendidikan disiplin ilmu sehingga
menjadi Pendidikan Disiplin llmu Pengetahuan Sosial disingkat
menjadi PDIPS. Dengan demikian kelihatannya HISPIPSI akan
memegang dua konsep yakni konsep PIPS untuk dunia
persekolahan, dan konsep PDIPS untuk perguruan tinggi
pendidikan guru IPS. Yang masih perlu dikembangkan adalah
logika internal atau struktur dari kedua sistim pengetahuan
tersebut. Dengan demikian masing-masing memiliki jatidiri
konseptual yang unik dan dapat dipahami lebih jernih.
Tentang kedudukan PIPS/PDIPS dalam konteks yang lebih luas
tampaknya cukup prospektif. Misalnya, Dahlan (1997) melihat
PIPS sebagai upaya strategis pembangunan manusia seutuhnya
untuk menghadapi era globalisasi. Sementara itu Tsauri (1997:1)
390