Page 129 - Cakrawala Pendidikan
P. 129

Pendidikan: Hakikat  ...


       dalam berbagai  bidang  seperti  pertanian,  pemasaran  dan  lain-lain.
       Para  ahli  teknologi  pendidikan  juga  memanfaatkan  teori  difusi
       untuk menggenjot tingkat adopsi inovasi di bidangnya.
       Teori  difusi  yang  telah  dikenal  luas  adalah  teori-teori   yang
       dikemukakan  oleh  Rogers.  Teori-teori  tersebut  meliputi  empat
       teori,  yaitu  teori  tentang  proses  keputusan  inovasi,  teori
       keinovatifan  individu,  teori  kecepatan  adopsi,  dan  teori  tentang
       atribut  inovasL   Teori   tentang   proses   keputusan   inovasi
       menyatakan  bahwa  proses  difusi  adalah  proses  yang  terjadi  pada
       suatu  waktu  dan  memiliki  lima  tahapan  dari  mulai  pengetahuan,
       persuasi,   keputusan,   implementasi   dan   konfirmasi.   Teori
       keinovatifan  individu  menyatakan  bahwa  individu  yang  cenderung
       inovatif akan  mengadopsi  suatu  inovasi  lebih  awal  daripada  yang
       kurang  memiliki  kecenderungan  terse  but,  T eori  kecepatan  adopsi
       mengemukakan  bahwa  inovasi  didifusikan  melewati  waktu  dan
       dalam  pola  pertambahan  secara  kumulatif  adopternya  mengikuti
       kurva  ketajaman  S  (S-shape  curve).  Teori  tentang  persepsi
       terhadap  atribut inovasi  menyatakan  bahwa  calon  adopter menilai
       inovasi  atas  dasar  persepsinya  tentang  lima  atribut,  yaitu;
       tria/ability,  observability,  relative  advantage,  complexity  dan
       compatibility.
       Penerapan teori difusi dalam teknologi instruksional menurut Surry
       &  Farquhar,  dapat  dikelompokkan  menjadi  dua  kategori  dengan
       tujuan  yang  berbeda.  Kategori  pertama,  teori  makro,  terfokus
       pada  reformasi  dan  restrukturisasi  kelembagaan  pendidikan.
       Tujuannya  adalah  untuk  mengembangkan  perubahan  organisasi
       sekolah  atau  institusi  pendidikan.  Perubahan  yang  diharapkan
       adalah  perubahan  sistemik,  melibatkan  adopsi  dalam  rentang  dan
       dimensi  yang  luas.  Contoh  teori  makro  ini  adalah  kajian  tentang
       Sistem  Pendidikan  Gelombang  Ketiga  (Reigeluth, 1987),  dan
       Sekolah  Model  2000  (Center  for  Educational  Technology,  1989).
       Kategori yang  kedua,  yaitu teori mikro, terfokus  pada  peningkatan
       adopsi  dan  pemanfaatan  produk  instruksional  tertentu.  Tujuannya
       adalah  mengembangkan  teori  adopsi  yang  akan  memungkinkan
       penggunaan  secara luas  suatu  inovasi teknologi  instruksional oleh
       adopter.  Contoh  teori  ini  adalah  kajian  tentang  Pengembangan
       lnstruksional  yang  Berorientasi  kepada  Pengguna  (Burkman,




                                                                119
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134