Page 204 - Buku Pedoman Pendidikan Jarak Jauh
P. 204
Pendidikan )arak )auh •
pendidikan tinggi. Sejak jaman kemerdekaan sampai dengan awal
tahun 60-an, pendidikan guru untuk sekolah dasar (SO)
diselenggarakan dalam satu sekolah yang disebut Sekolah Guru B
(SGB), yang mendidik tamatan sekolah rakyat (SR) selama empat
tahun untuk menjadi guru SO. Seiring dengan berbagai pembaharu-
an, kualifikasi guru SO kemudian ditingkatkan dari lulusan SGB
menjadi lulusan Sekolah Guru A (SGA), yang kemudian namanya
diubah menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Oengan ditingkat-
kannya kualifikasi guru SO dari lulusan SGB menjadi lulusan
SGNSPG, maka para guru yang sudah mengajar perlu meningkatkan
pendidikannya. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan
tersebut adalah melalui kursus tertulis yang disebut Kursus
Pendidikan Guru, yang memanfaatkan buku Himpunan Pelajaran
yang diterbitkan oleh Balai Pendidikan Guru (BPG) Bandung.
Barangkali kursus tertulis ini dapat disamakan dengan pendidikan
guru jarak jauh, yang ketika itu memang menggunakan bahan-bahan
tertulis, pertemuan sewaktu-waktu, dan· kemudian ujian. Oengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan guru jarak jauh ketika
itu berfungsi meningkatkan kualifikasi dan kemampuan para guru
yang sudah mengajar.
Pendidikan jarak jauh di berbagai negara memang menjalankan
fungsi sebagai pendidikan guru, seperti halnya di Bhutan, Zambia,
dan negara-negara lain di Afrika (Chivore, 1992), di samping fungsi
utama lain yaitu pemberantasan buta huruf. Oleh karena itu, status
dan fungsi pendidikan guru jarak jauh tidak dapat diabaikan karena
memang memegang peran yang sangat penting bagi pendidikan
guru, baik yang prajabatan maupun yang dalam jabatan. Kebutuhan
guru yang meningkat, terutama di jenjang pendidikan dasar dan
menengah, membuat lembaga pendidikan guru konvensional (tatap
muka) tidak mampu menghasilkan jumlah guru yang dibutuhkan.
Kondisi seperti ini memaksa pemerintah melaksanakan "crash
program", berupa pengangkatan guru kilat yang hanya dididik
186